Find Us On Social Media :

Serangan Kilat Masih Jadi Andalan Dalam Peperangan karena Ada Jaminan Selalu Berhasil, Bagaimana Jika Diterapkan Saat Ini?

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 28 Mei 2017 | 11:30 WIB

Serangan kilat yang memberi jaminan kemenangan

Lumpuhnya kekuatan udara Polandia membuat AU Jerman Luftwaffe meraih superioritas udara sehingga memudahkan bagi pasukan kavaleri, artileri, dan infanteri untuk melancarkan serbuan berikutnya.

Untuk meraih unsur kecepatan dan dadakan, begitu gempuran Luftwaffe sukses, armada tank Jerman yang dipimpin oleh Jenderal Heinz Guderian pun melaju mendobrak perbatasan Polandia.

Pasukan tank Guderian yang sudah terlatih baik dan sudah dilengkapi komunikasi radio bergerak secara serempak dengan formasi paralel yang utuh.

Pasukan tank yang berada di lini tengah merupakan kekuatan pendobrak sekaligus pasukan pelopor yang akan memasuki wilayah musuh sejauh mungkin.

Sedangkan pasukan tank yang berada di sayap kanan dan kiri merupakan kekuatan yang akan menjepit  dan sekaligus menghancurkan kekuatan musuh dari arah belakang.

(Baca juga: Perang Udara di Langit Inggris, Penentu Runtuhnya Kedigdayaan Nazi di Daratan Eropa)

Kendati jumlah pasukan tank antara Polandia dan Jerman hampir sama, 40 divisi tank dan 10 brigade kavaleri berkuda Polandia melawan 50 divisi tank Jerman, tapi karena kalah taktik dan persenjataan, kavaleri Polandia berhasil dihancurkan Jerman dalam waktu 17 hari saja.

Keberhasilan blitzkrieg di Polandia langsung mengguncang dunia dan Guderian pun menjadi jenderal kebanggaan Hitler.

Ketagihan dengan kemenangan mudah yang berhasil diraih, Hitler pun kembali melancarkan serbuan blitzkrieg ke sasaran negara Eropa berikutnya, Perancis dan berhasil dengan gemilang.