Find Us On Social Media :

Punya Banyak Peran Besar dalam Perang, Intelijen Militer (Seharusnya) Juga Mampu Cegah Serangan Teroris

By Ade Sulaeman, Kamis, 25 Mei 2017 | 16:20 WIB

Ledakan di Terminal Kampung Melayu

Sultan bahkan turun tangan sendiri untuk melancarkan Serangan Umum dan mengizinkan fasilitas keraton untuk digunakan sebagai tempat pertemuan rahasia dan rapat-rapat intelijen.

Langkah counter intelligent (kontra intelijen) yang dilaksanakan Sultan dan kemudian diaplikasikan oleh pasukan TNI akhirnya menghasilkan operasi tempur gemilang.

Serangan Umum 1 Maret 1949 yang didominasi pasukan Angkatan Darat berhasil membuka mata dunia internasional (PBB), pasukan Belanda ditarik mundur, dan kedaulatan RI yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 pun pulih ( Mochtar Lubis Dkk : Tahta Untuk Rakyat).

Berdasar pengalaman sejarah kinerja tim intelijen baik dalam PD II maupun Serangan Umum (Perang Kemerdekaan) sebenarnya bisa diterapkan di era terkini demi menghadapi masalah-masalah krusial yang sedang dihadapi oleh negara.

Apalagi peran intelijen militer juga sangat fleksibel dan bisa disesuaikan dengan tantangan sesuai zamannya. Peran intelijen harus diletakan pada barisan terdepan, sebagai ujung tombak, demi meraih pencapaian tertinggi.

Dengan demikian ancaman serangan dalam bentuk terorisme bisa diantipasi sebelum terjadi dan korban jiwa pun bisa dicegah.

(Agustinus Winardi, kontributor pada Majalah Angkasa dan Intisari)