Find Us On Social Media :

Harus Berbangga Hati, Menara KL Ikonnya Malaysia Ini Rancangan Putra Indonesia

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 31 Agustus 2018 | 18:15 WIB

Intisari-Online.com – Setiap negara seperti berlomba membangun menara tinggi-tinggi sebagai kebanggaan nasional. Termasuk Malaysia dengan Menara Kuala Lumpurnya, yang merupakan salah satu dari empat menara tertinggi di dunia.

Menghabiskan dana tak kurang dari Rp 267,5 miliar, menara itu antigempa dan antitopan. Tahukah  Anda kalau perancangnya adalah putra Indonesia?

Mari kita simak tulisan Irwandi/Asita D.K. Suryanto tentang menara kebanggaan Malaysia ini, seperti dimuat di Majalah Intisari edisi Februari 1998.

Selain memiliki perdana menteri yang dikenal vokal dan berani mengecam berbagai kebijakan Barat yang sering dia anggap merugikan negaranya, Malaysia juga sangat peduli dengan pengembangan berbagai objek wisatanya.

Baca juga: Tak Beda Jauh dengan Indonesia, Begini Negeri Jiran Malaysia Merayakan Kemerdekaannya

Salah satunya dengan membangun sebuah menara menusuk langit, yang ingin  diusung sebagai unsur kebanggaan nasional Malaysia. Namanya Menara Kuala Lumpur (KL), yang terletak di lbu kota negeri jiran itu.

Menara KL (baca: kei-el) yang puncaknya menyentuh angkasa 421 m itu dibangun sejak 1994 dan diresmikan penggunaannya oleh PM Dr. Mahathir Mohamad pada September 1996.

la merupakan menara keempat tertinggi di dunia setelah Menara CN (Kanada, 553 m), Menara Ostankino (Rusia, 537 m), dan Menara Shanghai (Cina, 460 m). Bandingkan dengan ketinggian Monas, kebanggaan masyarakat Indonesia, yang menjulur 132 m ke udara.

Namun kita pun boleh medompleng kebanggaan Malaysia karena bagaimanapun desain rancangan menara itu lahir dari tangan Ir. Achmad Moerdijat, putra Indonesia lulusan Institut Teknologi Bandung, kendati sudah sejak lama ia bermukim di negeri itu.

Baca juga: Raja Malaysia Kembalikan Dana Perayaan Ulang Tahunnya Demi Bantu Negaranya Bayar Utang

Selain ketinggiannya, Menara KL memiliki sejumlah keunikan. Yang patut disebut umpamanya, konstruksi bangunannya dirancang begitu rupa sehingga andaikata digoyang gempa bumi atau angin ribut, menara jangkung ini seolah bagaikan pohon yang lentur mengikuti arah tiupan angin atau goyangan gempa sampai sejauh 1,5 m di bagian puncaknya.

Hebatnya lagi, jika gejala alam itu terjadi, konon mereka yang sedang berada di dalamnya tidak akan merasakan gerakan apa-apa sejak menara itu condong hingga kembali ke posisi  semula.

Mungkin karena itulah fondasi Menara KL ini dibuat sampai kedalaman 117 m yang membutuhkan semen sekitar 7.100 m3 dan waktu dua minggu terus-menerus hanya untuk menuangkannya.