Find Us On Social Media :

Drakula Bukan Khayalan Belaka, Percaya atau Tidak?

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 30 Agustus 2018 | 06:00 WIB

Apakah cerita roman itu memang sesuai dengan kenyataan, entahlah. Banyak fakta sudah hilang dalam kegelapan sejarah. Yang jelas penguasa abad ke 15 itu "seorang tiran besar" seperti yang ditulis dalam traktat Leipzig tahun 1493.

Penyelidikan baru yang dilakukan oleh dua orang guru college Boston yang diberi judul "Mencari jejak Dracula" menaksir jumlah korbannya sekitar 100 ribu orang.

Baca juga: Dari 'Wanita Vampir' hingga 'Alien', Inilah 10 Hasil Operasi Plastik yang Paling Mengerikan

Kebanyakan di antara mereka di "pantek" di atas kayu runcing. Pantek memantek sudah disukai waktu ia masih hidup. Karena itu ia mendapat julukan "tukang pantek".

Antara tahun 1456 sampai 1462 ia mondar-mandir enam tahun lamanya antara raja Hongaria dan Sultan Turki untuk mendapat dukungan bagi kebebasannya. Dan ketika Sultan Mehmed tahun 1462 menyerbu ibu kota Vlad Dracul, Tirgoviste, tentaranya setengah jam lamanya harus lewat barisan 20 ribu orang Turki dan Bulgaria yang disunduk kayu.

Kalau wakil Turki menolak melepaskan fez di depannya, Vlad Dracul akan memerintahkan supaya dipaku saja pada kepalanya. Para pengemis diundang  makan besar, tetapi setelah berkumpul semua, ruangan ditutup dan semua dibakar.

Menurut sejarah Rumania ia "Seorang pemimpin penuh enersi untuk melindungi dan menjaga kebebasan negaranya". Pada tanggal 20 September 1459 ia memerintahkan untuk mengubah Bukares menjadi benteng. Untuk pertama kalinya ibu kota Hongaria itu sekarang disebut-sebut.

Baca juga: Dari Penyakit Vampir Sampai Latah Berlebihan, Inilah 5 Penyakit Langka dan Aneh yang Ada di Dunia

Vlad Dracul menolak untuk membayar pajak kepada pemerintah Turki dan serbuannya ke Turki pada musim dingin 1461/1462 memaksa Sultan Mehmed, untuk membentuk tentara paling kuat sejak perebutan Konstantinopel.

Biarpun demikian menurut seorang ahli kronik ia telah menghitung 23.809 kepala, hidung dan telinga Turki sebelum tentara kecil itu menyerah terhadap tekanan seperempat juta orang Turki.

Puri Vlad Dracul sendiri dirusak, dia sendiri berhasil melarikan diri melalui pegunungan Fagarasului, tetapi kemudian ditangkap oleh Raja Matthias Corvinus dari Hongaria. Sebagai lawan politik kemerdekaan Vlad ia juga menyebar luaskan traktat-traktat bansawan itu yang mengerikan.

Misalnya ada cerita bahwa Dracul pernah membelah tubuh isterinya dengan pedang untuk melihat apakah si isteri hamil, memaksa sekelompok gypsie untuk mencicipi kedua bagian itu  sedangkan ia sendiri melahap orang-orang yang disunduk di hutan.