Find Us On Social Media :

Susahnya Jadi Pria Turki, Harus Terlihat Macho dan Tak Boleh Tunjukkan Kasih Sayang Hingga Tangisan

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 29 Agustus 2018 | 18:30 WIB

Intisari-Online.com – Dibesarkan dalam sistem patriarkhi yang kental kerap membuat lelaki memiliki persepsi yang keliru mengenai arti kejantanan. Mengungkapkan kasih sayang, berkeluh kesah, atau menangis sering dianggap tabu dan tak macho.

Tak heran, banyak yang memilih memendam perasaan ketika masalah menghampiri, semata-mata demi terlihat tangguh di mata keluarga dan masyarakat.

Inilah yang selalu jadi ganjalan para lelaki imigran asal Turki yang hidup di tengah modernitas Kota Berlin. Sofie Syarif, jurnalis Kompas TV, menuliskannya di Majalah Intisari Extra Keluarga Muda 2013, seperti berikut ini.

Aydin mengeluh. Ia pusing memikirkan kedua anak lelakinya. Si sulung, 15 tahun, mulai terlihat sering keluar bersama seorang gadis. Sementara anak bungsunya yang baru 8 tahun mulai menanyakan hal-hal terkait seksualitas.

Baca juga: Bekerja Sama dengan Rusia-China Produksi Pesawat Siluman, Turki Makin Bikin Sewot AS

Andai Aydin adalah pria Jerman yang hidup berkeluarga secara normal, tentu kedua hal tadi tak akan jadi masalah besar.

Namun Aydin bukanlah lelaki Eropa dengan segala ajaran liberalnya, pun bukan ayah yang membesarkan anak secara normal. Meski sudah bertahun-tahun tinggal di Berlin, ia pria Turki tulen dan telah menjadi ayah tunggal lebih dari lima tahun lalu.

“Saya sudah tak pernah lagi berhubungan dengan mantan istri,” ujarnya.

Praktis, tak ada pasangan yang bisa ia ajak berbincang serius tentang bagaimana membesarkan anak, mengajari mereka mengenai seksualitas, dan yang terpenting mendidik cara menghargai perempuan.

Baca juga: Turki Tetap Bersikukuh Beli Sistem Rudal S-400 dari Rusia, AS pun Semakin Kuat Menentang

Tak dimungkiri, menjadi ayah tunggal sangatlah berat. Selain urusan ekonomi, ia juga kerap direpotkan urusan psikologis. Saat masalah datang, terkadang ia merasa kesepian karena tak bisa berbagi beban. Ada kalanya Aydin tertekan luar biasa.

“Tetapi saya sering melarang diri sendiri untuk menangis dan berkeluh kesah. Pria tak boleh terlihat menangis dan berkeluh kesah,” katanya.

Dipukul karena menangis