Intisari-online.com - Ketegangan antara Turki dan Amerika hingga kini masih terus berlanjut.
Pasca menerima sanksi ekonomi dari Amerika, kini perekonomian Turki dalam kondisi terpuruk.
Mata uang mereka, Lira kini melemah, hal itu membuat Turki kini sedang dalam situasi genting dengan kondisi ekonomi yang terancam.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, kini sedang mencari-cari cara untuk membalikan kondisi ekonomi Turki saat ini.
Baca Juga : Inilah Perkara yang Bikin Presiden Trump Frustrasi Menghadapi Turki
Di tengah kepanikan yang melanda, tampaknya pemerintah Turki juga tidak mau kalah terhadap sanksi ekonomi yang dilayangkan oleh Amerika.
Melansir BBC Kamis, (16/8/2018), pemerintah Turki justru layangkan pukulan balasan pada AS atas sanksi ekonomi yang mereka terima.
Yaitu dengan cara menaikkan beberapa tarif impor pada Amerika sebanyak dua kali lipat dari harga semula.
Keputusan tersebut ditandatangani oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan dengan menaikkan tarif untuk mobil menjadi 120%, pada minuman beralkohol hingga 140% dan pada tembakau daun hingga 60%.
Baca Juga : Berkuasa Lebih dari 600 Tahun, Bagaimana Kekhalifahan Turki Ustmani Bisa Runtuh?
Tarif tersebut juga diberlakukan pada beberapa benda lain seperti kosmetik beras dan batu bara.
Sebelumnya Turki juga mendeklarasikan, untuk memboikot semua produk teknologi yang berasal dari AS seperti iPhone.
Strategi tersebut diambil sebagai pukulan balasan atas sanksi ekonomi yang dilayangkan AS, serta usaha untuk memulihkan mata uang Lira.
Source | : | BBC |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR