Advertorial

Bekerja Sama dengan Rusia-China Produksi Pesawat Siluman, Turki Makin Bikin Sewot AS

Agustinus Winardi
Agustinus Winardi
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Turki ingin menyaingi superioritas udara Israel di kawasan Timur Tengah dan negara-negara di Eropa Timur.
Turki ingin menyaingi superioritas udara Israel di kawasan Timur Tengah dan negara-negara di Eropa Timur.

Intisari-Online.com -Turki sebenarnya merasa kecewa berat setelah upaya memiliki jet tempur Siluman F-35 dari AS yang tinggal dikirim tenyata dibatalkan oleh Kongres AS dan Pentagon.

Sebagai negara anggota NATO dan sekutu AS, Turki memang telah mendapat jatah sekitar 100 F-35.

Tapi gara-gara AS malah mendukung para pejuang suku Kurdi yang ingin mendirikan negara merdeka di wilayah Turki, hubungan AS-Turki akhirnya memanas dan berakibat pada penghentian pengiriman F-35 ke AS.

Keinginan Turki untuk memiliki F-35 sebenarnya memang telah membuat gusar AS tanpa dikaitkan dengan suku Kurdi.

Baca juga:Turki Tetap Bersikukuh Beli Sistem Rudal S-400 dari Rusia, AS pun Semakin Kuat Menentang

Pasalnya Turki ingin menyaingi superioritas udara Israel di kawasan Timur Tengah dan negara-negara di Eropa Timur.

Turki bahkan bukan hanya ingin menyaingi Israel dalam soal kekuatan udara tapi juga ingin menggempur Israel.

Selain itu, rupanya Turki di bawah pemerintahan Presiden Recep Tayyip Endorgan, sudah mulai bosan untuk bersekutu dengan NATO dan AS karena sering dirugikan.

Salah satu ulah AS yang membuat Presiden Endorgan marah besar adalah keterlibatan militer AS yang berpangkalan di Incirlik, Turki dalam aksi kudeta untuk menggulingkan kekuasaan Endorgan pada tahun 2016.

Baca juga:Hubungan Semakin Baik, Presiden Turki Undang Vladimir Putin Makan ‘Seafood’ Bersama

Setelah peristiwa itu Turki justru makin akrab dengan Rusia yang dalam konflik di Suriah sama-sama menggempur teroris ISIS.

Turki bahkan memutuskan membeli sejumlah rudal-rudal S-400 Rusia yang sedang populer, suatu langkah yang mengejutkan AS dan NATO karena manuver Endorgan itu mencerminkan tindakan yang ‘mbalelo’.

Pasalnya sebagai anggota NATO dan Sekutu AS, Turki memang dilarang keras membeli persenjataan dari Rusia, negara yang justru sedang diembargo ekonomi oleh AS dan sekutunya.

Rusia diembargo ekonomi oleh AS dan sekutunya karena telah menguasai wilayah Crimea (2014), Ukraina secara sepihak.

Baca juga:Berniat Beli Sistem Rudal S-400 dari Rusia, Turki Bakal Langgar UU 'Penangkal Musuh AS'

Namun, rupanya Turki yang berang terhadap ulah AS karena menghentikan pengiriman F-35, telah membuat Turki melangkah lebih jauh dalam hubungannya dengan Rusia.

Pada akhir bulan Juli 2018, Turki dan Rusia malah sudah sepakat untuk membangun kerja sama militer.

Khususnya untuk memproduksi jet-jet tempur siluman secara bersama.

Alasan Presiden Endorgan untuk kerja sama memproduksi pesawat siluman dengan Rusia memang akan membuat AS dan NATO makin berang.

Pasalnya Presiden Endorgan sudah tidak mau tergantung lagi dalam soal kepemilikan persenjataan dengan NATO dan AS.

Turki bahkan menekankan demi memperkuat pertahanan nasionalnya, program kerja sama untuk memproduksi pesawat siluman juga akan melibatkan China.

Sikap Presiden Endorgan itu jelas membuat hubungan dengan AS-NATO nakin merenggang dan tinggal menunggu waktu saja untuk ‘bercerai’.

Baca juga:Viral Pekerja Bisa Ambil Uang Rp21 Juta dari BPJS, Ini Penjelasan Resmi BPJS

Artikel Terkait