Intisari-Online.com - Pada April 1915, pasukan gabungan Inggris yang gagal menyerbu Gallipoli, Turki, lewar laut mengubah taktik dengan cara menyerbu lewat darat.
Serangan darat pasukan gabungan Inggris yang dipimpin Jenderal Hamilton rencananya berupa pendaratan ratusan ribu pasukan infanteri di sejumlah lokasi srategis tapi berisiko tinggi.
Medan perang yang akan didarati merupakan medan berbukit-bukit dan bertebing karang curam serta di bagian puncaknya terdapat ratusan sarang senapan musuh.
Puncak-puncak bukit karang tersebut dijaga pasukan Turki dan pasukan Jerman yang telah berpengalaman di medan tempur dan sedang memiliki moral tempur yang tinggi .
Bagi Jenderal Hamilton yang sudah kenyang bertempur di berbagai medan perang, pendaratan pasukan Inggris dan sekutunya di sejumlah pantai yang bertebing curam itu sebenarnya merupakan misi bunuh diri.
Baca juga: Kisah Ketika Pasukan Turki Sukses Gagalkan Serangan Inggris Lewat Laut hanya Bermodal Ranjau
Ribuan pasukan Ingris yang telah mendarat dan bergerak menuju pantai lalu meneruskan serbuannya dengan cara mendaki bukit.
Bagaimanapun juga, cara bertempur seperti itu jelas sangat berbahaya.
Para prajurit yang kurang terlindungi akan menjadi sasaran empuk penembak jitu dan operator senapan mesin pasukan Turki serta Jerman yang posisinya berada di ketinggian.
Tapi Jenderal Hamilton sudah paham betul untuk mengubah misi pendaratan itu bukan sebagai serangan bunuh diri .
Berdasar pengalaman tempur yang pernah dialami Hamilton, untuk mengatasi medan berupa terbing terjal bisa dikerahkan pasukan yang biasa hidup di medan serupa yakni pasukan Gurkha dan pasukan dari negara bergunung-gunung seperti Selandia Baru.
Namun kendati mengerahkan pasukan yang sudah akrab dengan medan seperti itu, misi serbuan itu bisa menjadi disaster of war mengingat musuh berada di ketinggian dan mudah membidik sasarannya.
Source | : | warhistoryonline.com,military.com |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR