Find Us On Social Media :

Rupiah Tembus Rp14 Ribu per Dolar AS, Bisnis AS Tidak Terus Naik, Justru Ekonomi Indonesia Lebih Baik

By Adrie Saputra, Senin, 27 Agustus 2018 | 09:00 WIB

Baca juga: Harga Kondom Jutaan Rupiah, Berhubungan Intim dengan Aman Jadi 'Kemewahan' bagi Warga Venezuela

Ini pula yang melandasi kondisi dolar AS ke depan yang diduga tidak terlalu kuat.

Investor tentu akan memindahkan asetnya ke negara-negara yang memberikan peluang pertumbuhan yang lebih baik.

Tapi mengapa investor asing masih keluar dari pasar keuangan RI?

Sejak Mei 2017 asing menunjukkan outflow (aliran uang keluar dari pasar keuangan Indonesia). Tahun ini setelah sempat naik, namun kemudian terus turun.

Ini sangat terkait dengan keraguan investor asing terkait dengan polemik penurunan daya beli yang terjadi sejak tahun lalu.

Tetapi di obligasi justru terjadi inflow (uang masuk) dari investor asing hingga mencapai angka tertinggi Rp 880 triliun.

Ini terjadi setelah kenaikan peringkat (rating upgrade) terhadap surat utang negara. Namun mulai berubah sejak Januari setelah terjadi perubahan yield obligasi di AS.

Kemudian di April terjadi penurunan lagi akibat penurunan nilai tukar rupiah.

Investor menduga mendekati pemilu, kebijakan pemerintah akan cenderung populis dalam bentuk menahan subsidi energi padahal harga minyak dunia sedang naik.

Di masa lalu, kebijakan populis ini cenderung membuat rupiah melemah.

Jadi secara umum investor saham meragukan kecepatan pemulihan ekonomi, dan kembali melemah karena ada risiko nilai tukar rupiah.