Find Us On Social Media :

Rupiah Tembus Rp14 Ribu per Dolar AS, Bisnis AS Tidak Terus Naik, Justru Ekonomi Indonesia Lebih Baik

By Adrie Saputra, Senin, 27 Agustus 2018 | 09:00 WIB

Ketika rupiah melemah seperti terjadi tahun 2013, saat itu tertekan hingga 26 persen, itu sangat menekan aset saham dan surat utang negara.

Di dua tahun terakhir di 2016 dan 2017 ketika rupiah stabil, kinerja kedua aset tersebut sangat baik.

Sepanjang tahun ini hingga 27 April, rupiah melemah 2 persen, kedua aset tersebut dalam posisi minus, masing-masing minus 6,9 persen (bursa) dan 0,9 persen (surat utang negara).

Ini frame work yang saya gunakan untuk melihat situasi.

Data terbaru masih saya elaborasi untuk macro update awal Juli 2018.

Mengapa rupiah terus melemah?

Akibat faktor eksternal atau internal?

Baca juga: Kurs Ringgit Juga Anjlok, Ekonomi Malaysia Melemah, Ekonomi Indonesia Kok Malah Tumbuh Pesat?

Kebijakan stimulus tax cut di Amerika yang dibuat oleh Presiden Trump ini seperti menyiram bensin kepada sesuatu yang sedang terbakar karena ekonomi AS sedang menguat.

Inilah yang membuat the Fed meningkatkan suku bunga acuannya.

The Fed sejak akhir 2015 sudah mengurangi stimulus dan menaikkan suku bunganya. Tadinya dipertahankan mendekati 0 persen.

Tahun ini diperkirakan The Fed akan menaikkan dua atau tiga kali lagi sehingga menjadi empat kali sejalan dengan penurunan tingkat pengangguran dan kenaikan upah pekerja AS.