Find Us On Social Media :

Minyak Mentah di Venezuela, Dulu Menjamin Kemakmuran, Kini Menyisakan Kekacauan!

By Adrie Saputra, Sabtu, 25 Agustus 2018 | 11:45 WIB

Baca juga: Afni, Relawan PMI Meninggal Dunia di Tengah Pengabdiannya untuk Korban Gempa Lombok

Kelas elit kecil mengendalikan segalanya sementara massa yang semakin miskin menjadi marah.

Negara berubah menuju sosialisme pada tahun 1999 dan memilih presiden Hugo Chavez.

Dia memperjuangkan populisme, memutuskan hubungan dengan Amerika Serikat dan merangkul ke China dan Rusia, keduanya meminjamkan miliaran untuk Venezuela.

Chavez berkuasa sampai kematiannya pada tahun 2013, dan hingga hari ini dianggap sebagai pahlawan bagi orang miskin.

Tetapi pemerintahnya terlalu banyak mengeluarkan dana untuk program-program kesejahteraan, dan tetap menetapkan harga untuk semuanya.

Akibatnya membuat negara tergantung pada penjualan minyaknya di luar negeri.

Sebelum ia meninggal, Chavez memilih Maduro untuk menggantikannya, dan Maduro tetap menjalankan praktik rezim.

Pemerintahannya juga berhenti menerbitkan statistik yang dapat diandalkan, termasuk pada pertumbuhan ekonomi dan inflasi.

Baca juga: Takut Istri, Kediktatoran Mussolini Sirna Seketika Jika Sudah Berhadapan dengan Istrinya Sendiri

Ia menerima jutaan uang suap untuk proyek-proyek konstruksi dan merampas hutang-hutang yang masih harus dibayar.

Sementara itu, satu-satunya komoditi yang ditinggalkan Venezuela mulai menurun nilainya.