Find Us On Social Media :

Jauh Lebih Buruk dari Venezuela, Ini 5 Hiperinflasi Terburuk Sepanjang Sejarah, Ada Uang Senilai Seratus Kwintiliun

By Ade Sulaeman, Jumat, 24 Agustus 2018 | 19:45 WIB

Mencapai tingkat inflasi bulanan sekitar 29.500 persen pada Oktober 1923, dan dengan peningkatan harian setara 20,9 persen, dibutuhkan sekitar 3,7 hari untuk harga menjadi dua kali lipat.

Meskipun banyak yang percaya bahwa hiperinflasi Republik Jerman diakibatkan langsung dari uang cetak pemerintah untuk membayar reparasi perang, akar situasi inflasi menyakitkan negara ini berkembang tahun sebelumnya.

Pada 1914, Jerman tidak lagi mendukung mata uang mereka dengan emas dan mulai membiayai operasi perang mereka melalui pinjaman, bukan perpajakan.

Pada 1919, harga sudah meningkat dua kali lipat dan Jerman kalah perang, tetapi periode antara 1919 dan 1921 relatif stabil untuk mata uang, dibandingkan dengan tahun-tahun berikutnya.

Reparasi perang yang dituntut oleh Perjanjian Versailles mengharuskan biaya dibayar dengan emas atau mata uang asing yang setara, bukannya papiermarks Jerman, sehingga pemerintah tidak bisa dengan mudah menemukan jalan keluar dari utang mereka.

3. Yugoslavia, Januari 1994

Inflasi bulanan tertinggi: 313.000.000%

Harga naik dua kali lipat setiap 1,4 hari.

Kasus hiperinflasi ekstrem lainnya terjadi pada dinar Yugoslavia antara 1993-1995.

Tingkat inflasi paling curam selama periode ini adalah pada Januari 1994, ketika harga naik 313 juta persen selama sebulan, yang setara dengan 64,6 persen per hari, dengan harga meningkat dua kali lipat sekitar setiap 34 jam.

Selama seluruh periode inflasi, diperkirakan bahwa harga meningkat sebesar 5 kuadriliun persen.

Penyebab hiperinflasi Yugoslavia berasal dari konflik di kawasan itu, krisis ekonomi lokal dan salah urus pemerintahan.