Find Us On Social Media :

Penampakan Roh Sebagai Tanda Ajal Sudah Dekat dan Berbagai Kepercayaan Tentang Roh di Berbagai Negara

By Ade Sulaeman, Sabtu, 6 Mei 2017 | 13:00 WIB

Penampakan roh bisa pertanda saat ajal mendekat

Konsep yang benar-benar aneh ini mungkin mula-mula terbentuk dari rasionalisasi pemikiran primitif terhadap pantulan di kolam dan bayangan hitam yang selalu mengikuti manusia.

Di seluruh dunia ada begitu banyaknya adat, legenda, dan takhayul yang berkaitan dengan pantulan dan bayangan.

Suku Zulu, misalnya, percaya bahwa sungguh berbahaya bila seseorang memandang ke dalam permukaan kolam. Bisa-bisa ia akan ditangkap oleh penunggu kolam. Bayangannya pun bisa tersesat atau terluka bila yang bersangkutan ceroboh.

Kepercayaan ini serupa dengan paham yang dianut masyarakat Yunani kuno. Bagi mereka, malapetaka yang fatal akan muncul bila seseorang melihat bayangannya di permukaan kolam.

Kepercayaan ini diduga lahir karena mengacu pada mitologi Yunani tentang Narcisus, anak dewa yang mati, dengan terjun ke sumur setelah jatuh cinta dengan bayangannya sendiri yang muncul di permukaan air sumur.

Sementara itu menurut kepercayaan masyarakat Cina, sebuah upacara kematian haruslah dilakukan dengan hati-hati, sehingga tidak ada bayangan dari pelayat "terperangkap" masuk dalam peti mati.

Dari sini bisa ditarik kesamaan paham, kalau sampai bayangan itu terperangkap, luka atau hilang, tubuhnya pun akan mengalami penderitaan yang sama.  Paham serupa sebenarnya juga secara tak sadar telah dipraktekkan oleh anak-anak dari bangsa apa pun.

Saat bermain perang-perangan, mereka sering kali saling menginjak bayangan dengan maksud membunuh "lawannya".

Lain lagi dengan pendapat bangsa Persia kuno bahwa setiap manusia dijaga oleh roh jahat dan baik, yang sangat mempengaruhi pikirannya mulai dari lahir hingga mati.

Sebaliknya, bangsa Yunani kuno menggolongkan roh ganda setiap orang itu sebagai hantu. Roh ganda itu, menurut mereka, dapat hadir terpisah dari wadaknya (raganya).

Meskipun wujudnya sama dengan wadaknya, mereka percaya penampakannya itu bisa jadi pertanda kematian sudah sangat dekat.

(Seperti ditulis dalam Intisari edisi Januari 1996)