Find Us On Social Media :

Bukan ke Bawah, Sungai di Antartika Ini Justru Mengalir ke Atas. Kok Bisa?

By Ade Sulaeman, Rabu, 3 Mei 2017 | 20:00 WIB

Sungai mengalir ke atas

Tindakan kapiler

Bagaimana dengan contoh kertas tisu? Aksi kapiler ini memungkinkan volume kecil air mengalir ke atas, melawan gravitasi, asalkan air mengalir melalui ruang sempit dan kecil.

Aliran ke atas ini terjadi ketika adhesi cairan pada dinding material, seperti handuk kertas, lebih kuat daripada kekuatan kohesif antara molekul cairnya, menurut Survei Geologi AS (USGS).

Pada tanaman, molekul air disusun menjadi kapiler yang disebut xilem, membantu tanaman untuk menarik air dari tanah, kata USGS.

Sungai Antartika

Ada sungai yang mengalir ke atas di bawah salah satu lapisan es Antartika, menurut Robin Bell, seorang profesor geofisika di Observatorium Bumi Lamont-Doherty Universitas Columbia di New York.

Di bawah benua es itu ada Pegunungan Gamburtsev, dengan puncak dan lembah yang berukuran sama dengan Pegunungan Alpen Eropa, katanya.

(Baca juga: Duh, Gunung Es Raksasa Seluas Pulau Bali dengan Berat 1 Triliun Ton Hanyut di Antartika)

"Di lembah, ada air," kata Bell pada Live Science. "Kita bisa tahu karena ketika kita terbang di atasnya, gema dari radar [penetrasi-es] jauh lebih kuat."

Menariknya, para periset dapat mengatakan bahwa sungai tersebut berbalik arah karena es di atasnya sejajar dengan arah arus es, menurut laporan Live Science sebelumnya.

Keselarasan dan tekanan besar dari lapisan es di atasnya mendorong air mengalir ke atas, kata Bell.

"Kami menyadari bahwa es memaksa air ke mengalir ke atas bukit, menekan air berbalik arah," kata Bell.

Ada contoh lain soal air mengalir ke atas ini. Sebuah gempa berskala 8.0 mengguncang Missouri tenggara begitu keras sehingga aliran Sungai Mississippi untuk sementara berbalik arah.

Alam memang memiliki fenomena-fenomena aneh.