Find Us On Social Media :

Bukan ke Bawah, Sungai di Antartika Ini Justru Mengalir ke Atas. Kok Bisa?

By Ade Sulaeman, Rabu, 3 Mei 2017 | 20:00 WIB

Sungai mengalir ke atas

Intisari-Online.com – Karena pengaruh gravitasi, air selalu mengalir ke bawah. Pada kasus air mancur, air memang bisa ke atas tapi tetap ke bawah juga akhirnya.

Air juga bisa bergerak naik pada busa atau tisu yang dicelupkan ke air. Tapi coba angkat busa atau tisu itu dari air, pasti airnya akan menetes ke bawah.

Nah, berbeda dengan sungai yang ada di Antartika ini. Alirannya tidak ke bawah, tapi menanjak di bawah salah satu lapisan esnya.

Bagaimana sains menjelaskan gerakan air ke atas ini?

(Baca juga: Sungai di New Zealand Ini Memiliki Hak Legal yang Sama Persis Seperti Manusia)

Gelombang (akibat angin), pasang surut (terutama disebabkan oleh gaya gravitasi bulan), dan tsunami (sering dipicu oleh gempa bumi dan tanah longsor atau gunung berapi) dapat menyebabkan air melawan gaya gravitasi.

Energi dan kekuatan yang dihasilkan oleh fenomena alam ini dapat mendorong air ke atas, sehingga memungkinkan gelombang alami naik atau mengalir ke garis pantai.

Sifon beroperasi dengan tekanan yang berbeda. Orang telah menggunakan sifon sejak zaman purba.

Orang Mesir kuno menggunakan sifon untuk irigasi dan dalam proses pembuatan anggur, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2014 di jurnal Scientific Reports.

Saat ini, sifon bisa digunakan untuk mencuri gas dari mobil. Namun, masih ada perdebatan tentang bagaimana cara kerjanya.

Kita bisa memvisualisasikan sifon dengan membayangkan dua gelas yang dihubungkan oleh tabung berbentuk seperti "U" terbalik.