Find Us On Social Media :

Tidak Ada Cap Anak Nakal dari Ny. Haji Agus Salim Saat Mendidik Anak-anak

By Moh Habib Asyhad, Selasa, 2 Mei 2017 | 21:00 WIB

Haji Agus Salim bersama istri dan anaknya

Intisari-Online.com – Konon, keluarga H. Agus Salim mentradisikan turutnya anak-anak menyambut tamu. Anak-anak juga bebas berdiskusi. Tentu saja mereka tak luput dari kesalahan sehingga mendapat teguran.

Tapi, Maatje tidak pernah kehilangan kendali emosi. Ia tidak pernah menyebut "anak nakal", tetapi sebagai gantinya "anak tidak manis". Tidak ada bentakan atau omelan.

(Baca juga: Cak Budi Gunakan Uang Donasi untuk Beli Fortuner Termasuk Sangat Kurang Ajar)

Kemarahan orang tua bukan sebagai pelampiasan hawa nafsu, tapi untuk memperbaiki kelakuan anak.

Jadi, kalau anak berbuat salah, sehingga menimbulkan amarah orang tua, redakan dulu perasaan marah orang tua.

Pikirkanlah cara terbaik untuk memperbaikinya. Itulah falsafah yang diajarkan H. Agus Salim yang dijalankan juga oleh istrinya.

Kalau bicara soal pendidikan, tentu orang akan mempertanyakan hasilnya. Paling tidak, apakah anak-anak yang dididik dengan cara di atas dapat hidup layak atau tidak.

Temyata, putri kedelapannya, bisa bekerja di sebuah perusahaan asuransi sebelum menikah dengan Soenharjo, mantan konsul di Jepang.

Bahkan setelah suaminya meninggal, pada usia 38 tahun, ia bisa bekerja kembali di perusahaan asing dengan penghasilan yang cukup.

Sementara putri tertuanya, Theodora Atia, aktif dalam gerakan wanita Islam dan organisasi Lembaga Indonesia Amerika.

Sedangkan Taufik Salim pernah bekerja pada Inter Vista, sebuah biro iklan, dan kini sibuk sebagai penerjemah. Putri ketiganya, Violet, menjadi ibu rumah tangga di Yogya.

Sedangkan Islam Salim berkecimpung di ketentaraan dengan pangkat kolonel dan pernah menjabat sebagai atase militer di RRC. Sidik Salim (si bungsu), yang ikut sekolah formal setelah dites masuk kelas II SMP, bekerja di Bank Of America.