Find Us On Social Media :

7 Hal yang Tidak Kita Tahu Tentang Migrain, di Antaranya Bisa Sebabkan Kebutaan Sementara

By Masrurroh Ummu Kulsum, Senin, 20 Agustus 2018 | 15:30 WIB

Intisari-Online.com – Sudah menjadi rahasia umum kalau migrain adalah jenis sakit kepala yang parah.

Namun lebih dari itu, migrain dapat menyebabkab rasa sakit berdenyut hebat yang biasanya datang dengan gejala lain seperti pusing, kelelahan, mual dan lain-lain.

Nah, berikut 7 fakta tentang penyakit ini yang mungkin belum Anda tahu, bersumber dari Elite Readers.

BACA JUGA: Polisi Wanita Ini Tuai Banyak Pujian Usai Susui Bayi Terlantar yang 'Kotor dan Bau'

1. Migrain menempati urutan ketiga sebagai penyakit paling umum di dunia

Menurut statistik, sekitar 14,7% dari populasi dunia (1 dari 7 orang) menderita gangguan ini.

Sekitar 39 juta orang di Amerika Serikat mengalami migrain.

2. Penderita kebanyakan wanita

Di seluruh dunia, sekitar 3/4 dari penderita migrain adalah wanita.

3. Pemicu berbeda pada tiap orang

Migrain sebenarnya dapat dipicu dari berbagai sumber. Salah satunya adalah stres, konsumsi alkohol, asupan kafein, juga masalah tidur.

Beberapa kasus, migrain juga dapat dipicu setelah orang makan makanan tertentu.

4. Migrain dapat menyebabkan kebutaan sementara

Migrain okuler dapat menyebabkan kehilangan penglihatan sementara pada satu mata.

Penglihatan tersebut akan kembali setelah 10 hingga 20 menit kemudian.

BACA JUGA: Gegara Subsidi BBM Malaysia Rugi Rp10 Triliun, Hal Sebaliknya Terjadi di Indonesia

5. Migrain dapat menyebabkan hilangnya fungsi tubuh

Migrain dan hemiplegia dapat menyebabkan hal tersebut.

Jenis migrain yang jarang ini dapat menyebabkan kelumpuhan serupa dengan stroke karena setengah dari tubuh akan mengalami mati rasa atau kelemahan otot.

6. Migrain bisa diturunkan

Pada beberapa kasus migrain dapat diturunkan. Bahkan, 80% hingga 90% pasien migrain mengakui mereka memiliki setidaknya 1 anggota keluarga yang juga memiliki kondsi yang sama.

Anak-anak memiliki 50% kemungkinan mewarisi migrain jika salah satu orangtuanya memilikinya. Risiko melonjak hingga 75% jika kedua orangtuanya mengalami migrain.

7. Peneltian tentang migrain membutuhkan anggaran yang besar

Meski penyakit ini paling umum dideirta orang, peneltian tentang migrain tidak mendapat suport dana yang baik.

Menurut laporan pada tahun 2017, National Institutes of Health mengalokasikan 2 Juta US Dollar untuk penelitian migrain.

Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan dengan anggaran penelitian penyakit lain seperti asma (286 Juta US Dollar), kanker payudara (689 Juta US Dollar), dan diabetes (1,1 M US Dollar).

BACA JUGA:Kisah Istri Anggota ISIS Setelah Suaminya Tewas Dibom di Suriah