Find Us On Social Media :

Dari Churchill hingga Montgomery, Siapa Jenderal-jenderal Terpandai Selama Perang Dunia II?

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 10 Agustus 2018 | 18:30 WIB

Kesalahan-kesalahannya juga besar akan tetapi bila ditimbang, sifat-sifatnya yang baik lebih berat. Di medan perang Barat ada seorang jenderal Sekutu yang memiliki kombinasi dynam;? dari sifat-sifat yang sama, yaitu jenderal (Perancis) de Lattre de Tassigny, akan tetapi kesempatan untuk memperlihatkan sifat-sifat itu jauh iebih terbatas baginya.

Usaha untuk menempatkan jenderal-jenderal Sekutu yang lain, lebih rendah atau lebih tinggi, lebih sulit oleh karena keadaan ketika mereka bertindak saling berlainan sekali.

Jenderal-jenderal yang duduk dipucuk pimpinan sulit dinilai karena mereka tat dapat dipisahkan dari staf mereka, dan mereka tak pernah diberi komando dimedan perang Dan jenderaF yang diberi komando dibabakan terakhir dan peperangan, yaitu ketika kekuatan Sekutu sudah jauh lebih besar daripada kekuatan lawan, dapat berperang dalam keadaan yang  demikian menguntungkan hingga tak adil membandingkan mereka dengan jenderal-jenderal yang berperang dalam keadaan yang jauh lebih buruk, seperti jenderal Auchinleck.

Baca juga: Tentara Rusia Nyaris Perang dengan Tentara Amerika di Suriah, Bahaya Perang Dunia III Mengintai

Apalagi tak seorangpun dari mereka pernah dapat  membuktikan disuatu medan perang yang genting, kepandaian untuk menguasai keadaan yang buruk dan mengalahkan lawan yang jauh lebih kuat daripada diri sendiri dan justeru inilah bukti kepandaian seorang jenderal.

Di pihak Jerman memang ada beberapa jenderal yang memperlihatkan bukti itu, terutama jenderal-jenderal (Jerman) Manstein, Guderian dan Rommel.

Sebaliknya para komandan Sekutu yang paling sukses telah mencapai sukses itu dalam keadaan keadaan yang begitu menguntungkan (yaitu kuantitatlf lebih kuat), sehingga nilai kualitatif dari kepandaian mereka. Sendiri tak dapat diukur.

Sukses karena pandai atau karena kuat? Mereka mujur mencapai kemenangan oleh karena mereka tiba dimedan perang ketika saat-saat kritis sudah lewat.

Baca juga: Ketika Seksualitas Dijadikan Senjata Propaganda Selama Perang Dunia II, Berton-ton Selebaran Porno pun Dijatuhkan Pesawat Pembom

Sesudah memuji jenderal Guderian sebagai ahli perang tank. Captain Liddell Hart mengemukakan bahwa menurut pendapat umum dari para, jenderal Jerman sendiri, Manstein adalah.jenderal yang all-round dan terpandai.

Manstein mempunyai hidung yang paling tajam untuk menilai kemungkinan-kemungkinan operasionil. Kepandaiannya dalam memimpin dan melaksanakan sesuatu operasi tak kurang besarnya.

Dan mengenai potensi senjata mekanis Manstein mempunyai pengertian yang.lebih baik daripada komandan manapun juga yang tidak mendapat latihan dalam pasukan tank.

Bersama dengan Manstein-lah Guderian tahun 1940 menyusun ofensilf Ardennen (1940). Sebagai komandan beberapa golongan tentara (1942) di Rusia, Manstein menyelamatkan keadaan bagi Jerman sesudah Stalingrad jatuh, dengan mengadakan serangan-serangan pembalasan yang brillliant, hingga tentara Rusia mundur dalam keadaan bingung.

Baca juga: Salut! Veteran Perang Dunia II yang Berusia 96 Tahun Ini Akhirnya Dapat Gelar Sarjana Setelah 7 Dekade Tertunda

Selama dua tahua berikutnja Manstein berhasil menahan berkali-kali serangan Rusia — yaitu dalam keadaan-keadaan yang tidak meaguntungkan bagi Manstein. Tapi Hitler tidak mengerti genialitas Manstein dan menghentikan dia dalam Maret 1944.

“Dengan demikian berakhirlah karier militer dari lawan Sekutu yang paling besar".

Rommel pun cepat dapat menilai senjata tank secara tepat. Ia lebih pandai daripada Manstein sebagai taktikus dan juga lebih gesit. Mula-mula ia cenderung untuk memandang rendah faktor-faktor administratif, akan tetapi setelah pengalamannya bertambah ia lebih menguasai pula soal-soal strategi.

Sayang Kremlin belum membuka arsip-arsipnya, hingga kita tak mempunyai cukup keterangan untuk menilai secara tepat komandan-komandan Rusia. Akan tetapi ditilik dari garis besarnya operasi-operasi mereka dan berdasarkan kesaksian dari jenderal-jenderal  Jerman, lawan mereka, dapatlah ditarik kesimpulan yang pasti bahwa marsekal Zhukov telah mencapai tingkat yang tinggi sebagai jenderal yang allround, sedangkan sejumlah komandan lain seperti Konev dan Rokosspvsky hampir mendekati dia sebagai ahli perang yang menguasai 'the art of manoeuvre". (Disarikan dari "The Listener" 3 Sept. 1964 – Intisari Desember 1964)

Baca juga: Ramalan Nostradamus: Perang Dunia III Mulai dari Timur Tengah