Find Us On Social Media :

Dari Churchill hingga Montgomery, Siapa Jenderal-jenderal Terpandai Selama Perang Dunia II?

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 10 Agustus 2018 | 18:30 WIB

Lalu menyusul pendaratan Sekutu (jenderal Eisenhower) di Normandie, Juni 1944. Seluruh tentara Sekutu dimekanisir, sebagian besar dari tentara Jerman masih menggunakan pengangkutan dengan kuda.

Tenaga cadangan serap tank Jerman dilumpuhkan oleh angkatan udara Sekutu yang 30 kali lebih kuat dari pada angkatan udara Jerman setempat.

Baca juga: Tolak Membunuh Musuh di Perang Dunia II Prajurit Ini Malah Mendapatkan Medali Kehormatan, Begini Kisahnya yang Mengharukan

Kesalahan-kesalahan militer yang dibuat oleh pihak Sekutu sejak tahun 1942 (segera setelah Amerika turut berperang) bukanlah bersifat serius. Cekcok antara jenderal-jenderal Sekutu, dalam memoires mereka masing-masing sebagian besar mengenai soal-soal sekunder.

Dan bila jalan lain yang dipilih (seperti yang dikehendaki Montgomery, yakni menjerang Jerman sesudah Normandie dengan satu serangan tunggal yang sempit, tapi padat), disangsikan apakah itu kurang berdarah bagi Sekutu dan akan menyingkatkan masa perang. (Seperti diketahui offensif yang sungguh terjadi ialah menurut konsep Eisenhower: menyerang dari Normandie ke Jerman (sungai Rhein) melalui suatu front yang lebar).

“Siapakah jenderal-jenderal yang terpandai dan bagaimana menentukan tingkat kepahdaiannya itu?”

Jenderal Claude Auchinleck pandai, tapi ia tiba di Afrika Utara dengan tiga handicap : asing dengan perang tanah gurun, asing dengan tentara yang mekanis, dan asing dengan tentara Inggeris (ia hanya berdinas di India).

Baca juga: Ketika Terjadi Holocaust Selama Perang Dunia II, di Finlandia Ada Warga Yahudi yang Justru Bergabung dengan Pasukan Nazi

Ini menyulitkan bagi dia untuk memilih pembantu-pembantu yang tepat. Akan tetapi dua kali, ketika terbit krisis, ia turun tangan sendiri dan berhasil menolak bencana. Kepandaiannya ini cukup diakui oleh jenderal Rommel.

“Kalau Auchinleck tidak dihentikan oleh Churchill, segera setelah ia berhasil menyelamatkan keadaan tadi, mungkin ia dapat membuktikan dirinya sebagai komandan terpandai dari seluruh militer Inggeris, atau dari seluruh militer Sekutu."

Jasa jenderal (Inggeris) Alexander susah dinilai, karena ia memberi kebebasan yang besar sekali kepada bawahannya, seperti Montgomery di Alamein, sehingga pengaruh Alexander susah dapat ditentukan.

Captain Liddell Hart tak begitu memandang tinggi kualitas jenderal (Inggeris) Alanbrooke. Sebaliknya ia memuji jenderal (Amerika) George C. Marshall sebagai organisator, pandangan strateginya dan wataknya.