Find Us On Social Media :

Obat Perangsang, Dianggap Mampu Tingkatkan Berahi, Tapi Tak Tercantum dalam Buku Farmasi

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 11 Agustus 2018 | 13:30 WIB

Intisari-Online.com – "Astaga, sudah pantas menjadi nenek masih juga bias diberi obat perangsang," komentar seseorang ketika membaca berita perkosaan terhadap wanita setengah baya dengan obat perangsang.

Lepas benar tidaknya laporan itu, ada baiknya juga untuk mengetahui obat perangsang apa saja yang ada dalam pasaran dan apa efeknya (juga untuk bapak!).

Berita tentang penyalahgunaan obat selalu menarik perhatian. Seorang gadis (atau wanita) baik-baik, kalau tidak waspada dalam pergaulan bebas sekarang ini, bisa-bisa menjadi korban.

Kasus yang klasik kita baca secara berkala dalam media massa ialah: korban dirayu untuk menelan tablet tertentu, agar terbius, tapi sekaligus juga terangsang gairah kewanitaannya.

Baca juga: Putri Duyung yang Sebenarnya Punya Air Mata yang Dipercaya Bisa Jadi Obat Perangsang Cinta

Lalu berakhir dengan skandal seks. Tapi biasanya tak disebut dalam kisah, apa nama obat yang dipaksakan itu, apa isinya, dan bagaimana duduknya perkara sampai menimbulkan pembiusan, tapi sekaligus juga rangsangan itu.

Aphrodisiacum

Biasanya orang menduga bahwa tablet itu obat asmara, yang di kalangan perdukunan dikenal sebagai aphrodisiacum. Anehnya, kalau obat itu kita cari dalam buku-buku farmasi dan kedokteran resmi, sampai setengah mati kita tidak akan berhasil menemukan nama jenis barangnya, meskipun istilah aphrodisiacum itu disebut-sebut di sana sini dalam buku, secara sambil lalu.

Baca juga: Ini Dia, Enam Makanan Perangsang Otak Anak

Ternyata, pengertian 'obat' memang hanya disediakan bagi senyawaan yang mampu menyembuhkan penyakit saja. Bukan lainnya yang macam-macam!

Kita juga akan ditertawakan atau dipasangi muka bersungut-sungut, kalau pergi ke apotek lalu mengatakan hendak membeli tablet aphrodisiacum.

Aphrodisiacum ternyata hanya beredar di kalangan para kwaksalver (tukang jual obat) kaki lima saja. Disebut aphrodisiacum, karena dihubungkan dengan nama Aphrodite, dewi kecantikan pujaan orang Yunani kuno. Sang dewi ini bukan penduduk Yunani asli, tapi warga negara asing, berasal dari daerah timur Phoenicia.

Pada dasarnya, ia mula-mula dianggap sebagai dewi kesuburan. Jadi dewi dari perkawinan secara baik-baik dan keluarga terhormat yang mengemban tugas mengasuh anak sebagai generasi penerus.