Find Us On Social Media :

Tersiksa di Penjara Tanpa Makanan, Namun Berkat Sajak la Akhirnya Dibebaskan

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 10 Agustus 2018 | 22:00 WIB

Dijadikan kelinci percobaan

Baca juga: Dicoba Dibunuh 600-an Kali, Fidel Castro Tetap Lolos

Pada malam tanggal 28 Desember 1960, Valladares diciduk dari tempat tidurnya, "Padahal mereka tak menemukan bukti kejahatan sedikit pun pada saya, baik itu berupa senjata maupun bahan-bahan propaganda. Namun petugas polisi politik yakin bahwa saya adalah musuh revolusi," kenangnya.

Tiga minggu kemudian, Valladares dijatuhi hukuman tiga puluh tahun penjara oleh pengadilan revolusi dalam suatu sidang kilat, tanpa adanya bukti-bukti. Itulah awal sebuah penderitaan yang dilaluinya dalam Gulag tropik yang terburuk.

Kini, Valladares menceritakan segala hal yang belum pernah diutarakan sebelum keluarganya dibebaskan. "Bertahun-tahun, saya dipukul dan disiksa secara sistematis," kisahnya. Di kepalanya yang berambut pendek hitam masih bisa diraba bekas luka pukulan tongkat dan gagang besi.

Dengan tendangan, pukulan dan hunusan bayonet, ia disuruh menghancurkan batu atau pergi ke ladang. Peristiwa itu waktu ia berada di penjara yang pertama, yakni di Pulau Pinus, di seberang pantai selatan Kuba.

Baca juga:Fidel Castro: Revolusinya Belum Mati-mati!

Kebrutalan yang paling hebat adalah saat para petugas penjara memukul para tahanan dengan gagang senapan supaya masuk ke sebuah lubang penampungan air yang hitam, karena di situ penuh kotoran manusia. Dengan lemparan batu, mereka memaksa korban mereka untuk menyelam di air seperti itu.

Keadaan yang lebih buruk lagi terjadi di Penjara Boniato, di sebelah timur Kuba. Di situ, Valladares dimasukkan ke sel yang gelap selama satu setengah tahun. "Lempengan logam menutupi jendela dan pintu rapat-rapat. Sel itu kecil, berukuran tiga kali satu setengah meter.

Udara hanya masuk lewat sebuah lubang sebesar gagang pensil. Kalau matahari menyinari lempengan logam pada jendela, udara dalam sel panas seperti tungku," cerita Valladares, "Saya cuma bisa meringkuk di pojokan, dekat sebuah lubang yang berfungsi sebagai WC. Tempat itu banyak cacingnya."

Kalau sekali waktu pintu sel dibuka, masuklah empat atau lima prang sambil meninju, memukul dengan tongkat atau rantai secara membabi buta terhadap para tahanan.

Baca juga:Dianggap Terlalu Berani Menentang AS, Kuba di Bawah Castro Justru Ukir Banyak Prestasi Mengagumkan