Bloomberg mengabarkan, perburuan properti besar-besaran itu mengakibatkan kemacetan lalu lintas menuju ke kawasan yang diincar, sementara hotel-hotel juga dipenuhi para tamu.
Selama beberapa tahun terakhir, pemerintah China membangun kawasan baru sebagai bagian dari urbanisasi besar-besaran yang membuat ratusan juta orang membanjiri kota-kota. Sejumlah pengamat mengatakan, sebagian besar kawasan baru itu menjadi kota hantu tetapi belakangan kota-kota hantu itu mulai menggeliat.
“Tak ada yang namanya kota hantu, ini hanya sebuah fase perkembangan,” kata Wade Shepard, penulis buku tentang fenomena kota baru di China.