Find Us On Social Media :

C-130 Hercules, Pesawat Angkut Berat yang Masih Bisa Terbang dengan Aman ketika Salah Satu Mesinnya Mati

By Agustinus Winardi, Senin, 6 Agustus 2018 | 19:00 WIB

Intisari-Online.com - Dalam Perang Dunia II, militer AS yang mendominasi pertempuran di kawasan Eropa dan Asia Pasifik makin menyadari pentingnya peran pesawat angkut pasukan serta logistik tempur.

Tidak hanya sebagai pesawat transport, pesawat angkut juga bisa memberikan perlawanan ketika disergap pesawat tempur.

Perjalanan panjang untuk mewujudkan pesawat angkut itu akhirnya melahirkan C-130 Hercules beragam tipe.

Dari Tipe C-130A hingga paling mutakhir C-130J, yang telah dilengkapi persenjataan untuk menggempur sasaran baik di udara maupun darat.

Pesawat-pesawat transpor yang telah dioperasikan militer AS selama PD II seperti Fairchild C-119 Flying Boxcars, C-47 Skytrains, dan Curtis C-46 Comandos terbukti sangat efisien.

Tapi semua pesawat transpor itu dianggap masih belum bisa terbang pada ketinggian tertentu dan kemampuan angkutnya terbatas.

Baca juga: Begini Rasanya Naik Pesawat Hercules TNI AU, Jika Mau Nyaman Mesti Bawa Bekal Air dan Penutup Telinga

Ketika Perang Korea (1950-1953) meletus dan sekali lagi pasukan AS yang dikirim ke medan tempur Korea merupakan pasukan PBB dalam jumlah terbesar, pentingnya pesawat angkut berat benar-benar makin mendesak.

Untuk memenuhi kebutuhan pesawat trasnpor itu, Angkatan Udara AS menggelar penawaran, General Operating Requirement (GOR), kepada sejumlah industri penerbangan AS seperti Boeing, Douglas, Fairchild, Lockheed, Martin, Chase Aircraft, North American, Northrop dan Airlifts Inc.

Syarat utama AU AS untuk rancangan yang harus dibuat oleh sejumlah industri penerbangan tersebut adalah pesawat angkut yang mampu mengangkut 92 penumpang. 

Jika membawa pasukan bisa mengangkut 72 orang atau 64 pasukan payung bersenjata lengkap yang bisa ditampung di ruang kargo sepanjang 12 meter, tinggi 2,7 meter, dan luasnya 3 meter.

Pesawat semacam Hercules sebenarnya pernah dioperasikan oleh Nazi Jerman dalam PD II untuk mengangkut pasukan dan logistik tempur.

Baca juga: Beruntungnya Indonesia Punya Pesawat Hercules yang Tangguh dan Mampu Menghadapi Segala Cuaca