Penulis
Intisari-Online.com- Angel's Glow atau Cahaya Malaikat adalah fenomena Perang Sipil di mana luka tentara dapat bersinar dalam gelap.
Bahkan membutuhkan waktu 139 tahun untuk dapat memecahkan misteri fenomena ini.
Fenomena ini muncul usai Pertempuran Shiloh (6-7 April 1862) di Shiloh, Tennessee, Amerika.
Dokter pada saat itu juga mencatat bahwa tingkat infeksi tentara yang memiliki luka 'bersinar' jauh lebih rendah.
Baca Juga:Sudah Diramal Sejak Zaman Aristotles, Datangnya Gempa Bumi Memang Tidak Bisa Diperkirakan
Pertempuran Shiloh
Pasukan Union yang dipimpin oleh Jenderal Ulysses S. Grant berkumpul di dekat Shiloh, Tennessee untuk menyiapkan serangan ke Mississippi.
Namun, Konfederasi Jenderal Albert Sidney Johnston telah mengumpulkan pasukan di Korintus, Nona, untuk kemudian melakukan serangan mendadak.
Pada malam 7 April, setelah pertempuran usai, banyak tentara yang terluka dan tetap berada di tengah lapangan berlumpur, menunggu untuk diselamatkan.
Pada malam itu, beberapa pria memperhatikan bahwa luka terbuka mereka mulai bersinar dalam gelap, menampilkan warna biru kehijauan.
Mereka yang mendapati lukanya bersinar ini juga memiliki tingkat infeksi rendah dibanding rekannya yang memiliki luka 'biasa.'
Kesembuhan yang tidak dapat dijelaskan ini menyebabkan para prajurit menjulukinya sebagai fenomena Angel's Glow atau Cahaya Malaikat.
Baca Juga:Inilah Peter Freuchen, Petualang yang Menggunakan Kotoran Bekunya sebagai Belati!
Angel's Glow
Barulah pada 2001 atau 139 tahun usai Perang Shiloh, seorang anak SMA berusia 17 tahun, Bill Martin, melakukan tur Pertempuran Siloh dan mengetahui apa yang disebut dengan Angel's Glow.
Bersama ibunya, mereka awalnya men gidentifikasi jenis bakteri yang dapat bersinar dalam kegelapan.
Kemudian, mereka saling rujuk dengan catatan sejarah.
untuk menentukan apakah ada bakteri jenis ini yang terdapat di Shiloh pada tahun 1862.
Ternyata memang ada bakteri bioluminesen, yakni cacing parasit yang menggali ke dalam pembuluh darah larva.
Martins dan ibunya kemudian ungkap bahwa elain menghasilkan cahaya, bakteri juga membuat kemungkinan hidup tentara meningkat.
Hal ini karena bahan kimia yang dihasilkan oleh bakteri saat memakan mikroorganisme akan sekaligus memakan bakteri/ patogen lain yang mungkin masuk ke luka.
Meskipun bakteri biasanya tidak dapat hidup di lingkungan yang sehangat tubuh manusia, kondisi pertempuran ternyata memiliki suhu rendah yang bahkan dapat sebabkan hipotermia di malam hari.
Kondisi dingin dan basah kemungkinan menurunkan suhu tubuh prajurit dan menjadi sasaran cacing parasit untuk masuk.
Ia kemudian menciptakan Cahaya Malaikat yang membantu para prajurit bertahan hidup sepanjang malam hingga menerima pertolongan medis.
Baca Juga:Berasal dari Jarak 3,7 Miliar Tahun Cahaya, Seperti Apa Partikel Hantu yang Terlihat di Antartika?