Advertorial

Inilah Peter Freuchen, Petualang yang Menggunakan Kotoran Bekunya sebagai Belati!

Muflika Nur Fuaddah
Moh. Habib Asyhad
Muflika Nur Fuaddah
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Intisari-Online.com- Peter Freuchen adalah salah satu dari daftar orang dengan kehidupan yang menarik.

Freuchen adalah seorang mahasiswa kedokteran di Kopenhagen, penjelajah Kutub Utara, jurnalis, penulis, antropolog, dan seorang anti-Nazi.

Freuchen muda belajar kedokteran dan terdaftar di Universitas Kopenhagen.

Namun pada 1906 saat usianya menginjak 20, dia memilih berpetualang dan berlayar jauh ke utara.

Baca Juga:Rumah Tua Ini Terlihat Terbengkalai dan Ditinggalkan, Namun Lihatlah Apa yang Ada di Dalamnya

Bertemu Knud Rasmussen, antropolog Denmark dan penjelajah Kutub Utara, mereka menjadi sepasang sahabat yang melakukan ekspedisi melintasi Greenland.

Salah satu ekspedisi Freuchen yang diberi nama Ekspedisi Thule pada tahun 1912 adalah yang paling berkesan.

Freuchen bersama timnya terkena badai salju dan membeku.

Karena tidak memiliki tombak atau belati, dia menciptakan belati dari kotorannya yang beku dan memecahkan es dengan itu.

Baca Juga:Dianggap Pesaing Utama Pesawat Siluman F-22 Raptor Milik AS, Beginilah Kecanggihan Chengdu J-20 China

Pada tahun 1911, Freuchen menikah dengan Navarana Mequpaluk, seorang wanita Inuit dan memiliki dua orang anak hingga istrinya meninggal 1921 karena epidemi flu Spanyol.

Dia kemudian kembali ke Denmark dan menjadi anggota Partai Sosial Demokrat serta secara teratur menulis surat kabar politik, Politiken.

Pada tahun 1924, dia menikahi Magdalena Vang Lauridsen, mertuanya sangat menyayanginya dan membantu karir jurnalis Freuchen.

Baca Juga:Sambut HUT RI, Polisi Gratiskan Pembuatan SIM Baru, Tapi Ada Syaratnya

Mertua Freuchen mendirikan majalah Ude of Hjemme pada tahun 1925 dan menjadikan Frauchen sebagai kepala editornya.

Peter Freuchen masih melakukan perjalanan ke utara yang akan membuatnya kehilangan kehilangan jari-jari kakinya.

Tepatnya pada 1926, ketika kembali ke markas seusai ekspedisi, dia menyadari kakinya terkena radang dingin.

Sebelum memburuk, Freuchen memilih untuk mengamputasinya tanpa anestesi.

Baca Juga:6 Foto Mengerikan yang Pernah Tertangkap Oleh Kamera 'Drone'

Selama Perang Dunia II, Freuchen yang seorang Yahudi secara aktif menyebarkan propaganda anti-Nazi.

Kemudian dia bercerai dengan Vang Lauridsen pada 1944 dan setahun sesudahnya menikah dengan ilustrator mode Denmark Dagmar Cohn.

Mereka tinggal di Amerika, dan Freuchen mulai bekerja untuk Vogue.

Freuchen bergabung dengan New York Explorers Club dan meraih popularitas karena buku-bukunya petualangannya.

Freuchen meninggal karena serangan jantung pada tahun 1957 di usia 71 tahun, hanya tiga hari setelah dia menyelesaikan buku terakhirnya, Book of the Seven Seas.

Baca Juga:Unik! Pria Ini Dirikan Negaranya Sendiri, Termasuk Bendera, Semboyan, dan Kementeriannya

Artikel Terkait