Find Us On Social Media :

Ingat, Peran Manusia adalah Kunci Kesukseskan Melindungi Kawasan Laut

By Bramantyo Indirawan, Minggu, 26 Maret 2017 | 16:40 WIB

Papahanaumokuakea, kawasan laut yang dilindungi terbesar di dunia

Intisari-Online.com – Di Hawaii, AS, kita bisa menemukan sebuah area laut seluas 528,578 mil2 yang penuh dengan keindahan alam. Monumen Laut Nasional Papahanaumokuake adalah kawasan laut terlindungi terbesar di AS sekaligus dunia.

Tujuan dari lautan yang dilindungi pemerintahan adalah mengurangi kerusakan seperti eksploitasi ikan dan polusi yang biasanya terjadi di wilayah tidak terlindungi. Monumen Laut Nasional Papahanaumokuake didirkan oleh George W. Bush pada tahun 2006 dan diperluas oleh Presiden Barack Obama di tahun 2016.

(Hii.. Makhluk-makhluk Penghuni Laut Dalam Ternyata Benar-benar Sangat Menyeramkan (FOTO))

Seth Horstmeyer selaku direktur Pew Bertarelli Ocean Legacy Program mengatakan bahwa kawasan laut terlindungi adalah salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan laut. “Lautan terancam sudah menjadi rahasia umum, laut terlindungi menjadi salah satu alat,” tambahnya.

Namun, sebuah penelitian di Nature.com yang bertajuk "Capacity shortfalls hinder the performance of marine protected areas globally" menemukan bahwa sekadar membuat kawasan lautan yang dilindungi seperti Papahanaumokuake bukan sebuah solusi utama.

Tentu saja perlindungan tetap hadir akibat sistem perlindungan kawasan laut yang dibuat oleh pemerintahan. Akan tetapi tidak semua wilayah bisa terlindungi dengan baik seperti Papahanaumokuake. Dari total ratusan, seperempat masih belum terlindungi.

Bahkan wilayah yang telah terlindungi memiliki perlindungan yang tidak terlalu kuat. Lantas apa yang membedakan sebuah area lautan yang dijaga dengan baik dengan yang tidak? Manusia tentunya.

Manusia menjadi kunci dalam melindungi kawasan laut khusus ini. Baik sebagai staf yang mengawasi tiap wilayah, menegakkan peraturan, berhubungan langsung dengan komunitas, hingga menjalankan aktivitas berkelanjutan. Hasil yang memuaskan dapat tercipta apabila kegiatan beserta upaya ini berhasil dilakukan.

Hingga kini kebanyakan riset dari kawasan lautan terlindungi hanya berasal dari teori manajemen dan pembelajaran contoh kasus berskala kecil. “Kesuksesan mereka bervariasi dan tidak seimbang dalam praktik sesungguhnya,” ungkap Boris Worm, ahli biologi di Dalhousie University di Kanada.

Riset yang diberitakan di Nature.com mengambil 433 sampel berupa kawasan laut terlindungi dari seluruh dunia kemudian menganalisanya berdasarkan 9 poin yang menunjukkan kemampuan. Contohnya adalah staf dan analisa ilmiah setiap kawasan dalam memutuskan kebijakan.

Kemudian para peneliti yang diantaranya berasal dari universitas Australia, AS, hingga World Wildlife Fund (WWF) ini melakukan referensi silang pada data manajemen yang diperoleh dari asesmen 218 kawasan lautan yang melihat efek populasi ikan lokal.

(Tak Heran Bila Skandinavia Didaulat Sebagai Kawasan Paling Bahagia di Dunia, Ini Alasannya)

Dari 433 kawasan, kebanyakan gagal mencapai manajemen yang dianggap efektif. Walaupun 79% telah dilindungi secara legal, hanya 13% yang menggunakan hasil dari pengawasan ilmiah melalui menajemen.

Dari asesmen 218 wilayah laut yang dilihat melalui kesehatan ikan, kawasan lautan yang terlindungi memiliki 1,6 kali ikan dibandingkan mereka yang tidak terjaga dengan baik. Poin ini dianggap penting karena menunjukkan bahwa kawasan laut yang terlindungi baik dan mengikuti pengawasan ilmiah dapat berperan besar dalam stok ikan.

Manusia menjadi kunci dalam pemeliharaan dan perlindungan laut di kawasan-kawasan ini. Pendanaan dan mengerahkan staf yang sesuai merupakan hal penting agar kawasan laut yang terlindungi bukan hanya sekadar baik secara lisan tapi kenyataannya tidak.

Kawasan laut yang terlindungi ditunjukkan melalui garis yang diatur oleh sebuah lembaga, biasanya dikelola pemerintahan. Kini mayoritas hanya seperti itu, garis yang bisa dilihat di peta. Riset ini dan peneliti layaknya Horstmeyer menginginkan kawasan laut yang terlindungi menjadi wilayah dengan manajemen dan pendanaan baik agar berfungsi maksimal.

Ancaman pun kian berubah. Dahulu permasalahan laut utama adalah pemancingan ikan yang berlebihan dan polusi, kini perubahan iklim menjadi permasalahan baru. Laut menghangat dan muncul asam.

Kawasan laut yang terlindungi, apabila bekerja dengan baik dapat “menyembuhkan” laut. Untuk generasi masa depan, semuanya harus memulai dari manusia itu sendiri.