Find Us On Social Media :

Seandainya Hidung Cleopatra Lebih Mancung, Jalannya Sejarah Mungkin Berbeda

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 31 Juli 2018 | 20:45 WIB

Intisari-Online.com – Sekitar tahun 50 sebelum Masehi jajahan Republik Roma meliputi tanah-tanah yang sekarang kita kenal dengan nama Spanyol, Prancis, Swiss, Italia, Yugoslavia, Yunani serta sebagian dari daerah Balkan, Asia Kecil, dan pantai Utara Afrika.

Struktur pemerintahan lama gaya demokrasi dengan senat yang karena jumlahnya kurang cekatan itu, ternyata tidak sesuai lagi dengan situasi baru. Republik Roma tidak dapat mengendalikan kemudi negara.

Kepribadian-kepribadian kuat tampil kedepan, saling bersaingan mencoba mengambil oper pucuk pimpinan atau berusaha merubah struktur pemerintahan.

Mereka ini antara lain: tritunggal I (tahun 60) terdiri dari Caesar Pompelus dan Crassus; kemudian tritunggal II (tahun 43) : Antonius, Octavianus, dan Lepidus.

Baca juga: Kisah Caligula si Raja Romawi Paling Gila yang Suka Pesta Hedon dan Bergelimang Pembunuhan

Diantara lelaki-lelaki yang memperebutkan kekuasaan dalam negara raksasa Romawi itu, tiba-tiba muncul seorang wanita yang “kecantikannya dapat membangkitkan mayat dari kubur": Cleopatra, ratu Mesir.

Kecantikan paras yang masih dapat dilihat pada tubuh yang dibalsem (mumi) 2.000 tahun yang lalu itu, menggoncangkan Caesar, kemudian Antonius. Cleopatra juga berwatak. Karena pengaruhnya “hampir” Roma dari Kaisar Agustus (alias Octavianus) mati tercekam sebelum lahir.

Berikut ini kisah Cleopatra menurut seorang ahli sejarahn Prancis, seperti dimuat di Majalah Intisari edisi Agustus 1964.

Tahun 48 sebelum Masehi. Telah beberapa hari Julius Caesar menduduki kota Alexandria. Pada suatu malam datang seorang lelaki menghadap jenderal Roma itu, dengan memikul gulungan permadani.

Baca juga: Dari Julius Caesar Sampai Perang Vietnam, Inilah 8 Perang Sipil yang Mengubah Sejarah Umat Manusia

Sampai di hadapan Caesar permadani ia letakkan di tanah. Tali yang mengikat gulungan dipotong. Maka muncullah di depan mata Caesar wanita umur duapuluhan tahun dari permadani : molek, ramping, bermata biru, hidung mancung, kulit putih, rambut terurai,

“Saya Cleopatra", katanya sambil tersenyum.

Hari berikutnya si cantik Cleopatra sudah duduk disamping Caesar sebagai kekasihnya. Caesar, jenderal penuh disiplin dan salah satu genius terbesar dalam kemiliteran, terjerat oleh Cleopatra, Ratu  Mesir.