Find Us On Social Media :

Kisah Mantan Atlet Korsel yang Berulang Kali Diperkosa Pelatihnya: Dia Terus Memerkosa Saya Selama Dua Tahun

By Intisari Online, Sabtu, 21 Juli 2018 | 09:00 WIB

Choi Min-suk, pelatih tim curling perempuan untuk Olimpiade Musim Dingin 2014 di Sochi, mengundurkan diri setelah para atlet menuduhnya melakukan pelecehan seksual.

Namun, kemudian Choi dipekerjakan kembali untuk melatih tim lainnya. Pelecehan yang dialami para atlet Korea Selatan ini tak hanya seksual tetapi juga fisik.

Awal tahun ini, Shim Suk-hee, peraih empat medali di Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang menuduh sang pelatih kerap memukul dan menendangnya.

Alhasil, menurut Shim, dia harus absen berlatih selama satu bulan karena harus menjalani perawatan medis.

Cho Jae-beom, sang pelatih, kepada polisi mengakui, dia memukul Shim dan para atlet seluncur di kamp pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mereka.

Sang pemerkosa masih melatih

Kim Eun-hee mendapatkan dua medali perunggu dalam pesta olahraga nasional Korea Selatan.

Namun, dia selalu merasa mual saat mendengar suara teriakan para petenis di lapangan. Suara-suara itu mengingatkan Kim terhadap sang pelatih yang memerkosa dia.

"Saya amat khawatir melihat pemerkosa saya terus melatih para petenis muda selama lebih dari satu dekade seolah tak terjadi apapun," papar Kim.

"Saya berpikir kepada diri sendiri bahwa saya tidak akan membiarkan dia kembali melecehkan anak kecil," Kim menegaskan.

Baca juga: Kisah Raja Shaka Zulu, 'Napoleon dari Afrika' yang Tersohor Gila, Kejam dan Haus Darah

Kim lalu mengajukan pengaduan resmi ke kepolisian dan sang pelatih kini telah dituntut dan telah disidangkan. Empat kawan Kim kemudian bersaksi tentang pelecehan yang mereka terima dari sang pelatih.

Kim juga bersaksi meski dia tak kuasa melihat wajah sang pelatih sehingga meminta dia dikeluarkan dari ruangan.

Upaya Kim tak sia-sia, pada Oktober tahun lalu sang pelatih dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman 10 tahun penjara.

"Saat itu saya menangis, tak kuasa menahan luapan emosi dari kesedihan hingga kebahagiaan," kata dia.

Kini, Kim pensiun bertanding dan memilih melatih anak-anak di sebuah gelanggang olahraga.

"Melihat anak-anak itu tertawa dan menikmati tenis, menyembuhkan saya. Saya ingin mereka menjadi atlet yang bahagia, tak seperti saya," ujar Kim.

"Apa artinya memenangkan medali Olimpiade dan menjadi bintang jika mereka harus dilecehkan dan disiksa untuk mencapai tujuan tersebut?" tanya Kim. (Evan Hardoko/Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Diperkosa dan Dipukuli, Derita Para Atlet Muda Korea Selatan".