Penelitian Ini Bantah Pandangan Bahwa Pria Lebih Pantas Jadi Pemimpin

Ade Sulaeman

Penulis

Kesalahan Pemimpin: Gagal Mendelegasikan Pekerjaan

Intisari-Online.com—Terlepas dari jenis kelamin, sebetulnya kunci dari soft skill seperti kepemimpinan terletak pada kemampuan otak seseorang. Direktur Neuresource Group, Linda Ray menyebutkan temuannya dalam program pelatihan kepemimpinan yang dilakukan di perusahaannya. Faktanya, program studi kepemimpinan mereka lebih banyak diminati oleh perempuan ketimbang laki-laki.

Banyak orang-orang yang skeptis mengenai kepemimpinan perempuan, namun data menunjukkan hasil yang berbeda. Pada tahun 2013, sebanyak 93% murid yang bergabung dalam program studi kepemimpinan di Neuresource Group adalah perempuan.

(5 Langkah Membangun Kualitas Kepemimpinan)

Memang sempat mengalami penurunan menjadi 85% pada tahun 2014, dan 77% pada tahun 2015, serta 76% pada tahun 2016. Namun tetap saja menunjukkan bahwa minat kepemimpinan pada perempuan lebih tinggi. Artinya proporsi perempuan yang melakukan studi kepemimpinan jauh lebih tinggi dari laki-laki.

Penelitian serupa dilakukan Bob Sherwin pada tahun 2011-2012 dengan memberikan penilaian terhadap kepemimpinan dari 16.000 pemimpin. Walau laki-laki masih unggul, pemimpin perempuan terus mengalami peningkatan. Khususnya bagi perempuan yang berusia di atas 40 tahun.

Studi: Ilmu Kepemimpinan Perempuan Lebih Baik Ketimbang Laki-Laki
Menariknya dalam penelitian itu, Sherwin menemukan bahwa perempuan lebih berusaha untuk mengembangkan diri sepanjang karir mereka. Perempuan lebih banyak mengupayakan kompetensi diri seiring pertambahan usia mereka.

Nah, banyaknya perempuan yang terlibat dalam kursus atau pelatihan kepemimpinan ini rupanya memberi pengaruh positif dalam perusahaan. Saat bekerja mereka cenderung lebih menggunakan akal pikiran dan ilmu kepemimpinan yang telah mereka pelajari.

Perusahaan bisa menerima kontribusi yang besar dari perempuan melalui soft skill kepemimpinan yang terus dikembangkan. Kolaborasi, peningkatan memori, siap untuk melakukan perubahan, serta pengambilan keputusan pemimpin perempuan menjadi lebih efektif dan lebih baik.

Paparan ini mengingatkan kita kembali bahwa kepemimpinan itu bisa dipelajari dan diperoleh melalui usaha untuk mengembangkan diri. Terlepas laki-laki maupun perempuan, kita tidak boleh meremehkan kemampuan kepemimpinan seseorang.

Apalagi hanya memandang berdasarkan jenis kelamin. Karena buktinya, perempuan juga mampu mengalahkan stigma yang menyatakan “perempuan tidak layak untuk memimpin”.

(Benarkah Perempuan dengan Sifat Maskulin Lebih Mudah Jadi Pemimpin?)

Artikel Terkait