Find Us On Social Media :

Kisah Mata Hari, Mata-mata Cantik Keturunan Jawa yang Mengguncang Eropa

By , Minggu, 15 Juli 2018 | 18:15 WIB

Intisari-online.com - Kisah mengenai perempuan ini pernah dituliskan Remy Sylado dengan judul Namaku Mata Hari, sama dengan nama panggungnya: Mata Hari.

Berlatar pada akhir 1870-an hingga awal 1900.

Mata Hari bernama asli Margaretha Zelle, digambarkan sebagai perempuan kuat, cantik, dan memesona.

Ia lahir dari pasangan pembuat topi asal Belanda, Adam Zelle dan istri seorang keturunan Belanda-Jawa, Antje van der Meulen pada 1876.

BACA JUGA: Dipuja-puji Sebagai Syaikul Islam, Snouck Hurgronje Justru Jadi ‘Mata-mata’ Terbaik Belanda

Sayang pada awal kisah romansanya, ia bertemu dengan Rudolf MacLeod—Kapten di Hindia Belanda (Indonesia) yang kerap berselingkuh dan menyiksanya.

Dari MacLeod, ia memiliki dua anak, satu lelaki dan satu perempuan.

Si sulung lelaki, yang lahir dengan kekurangan fisik, tidak berumur panjang. Sementara si bungsu dititipkan pada pihak keluarga pascaperceraian kedua orangtuanya.

Margaretha kemudian menuju Paris, mengubah nama menjadi "Mata Hari". Bahasa yang tentu asing bagi warga setempat, namun menambah kesan misterius dari tari panggungnya.

BACA JUGA: China Special Operation Forces, Pasukan Khusus yang Paling Lambat Dibentuk, Tapi Diklaim Setara Dengan Pasukan Khusus AS

Selama beberapa tahun, Mata Hari menjadi selebriti di kota tersebut sebagai penari eksotis. Hingga jatuhlah Perang Dunia I pada 1914.

Pecahnya PD I disambut warga Eropa dengan bergembira, bukannya takut. 

Sikap ini muncul karena didorong sikap nasionalistik, mereka mengira perang akan berlangsung singkat dan mengalami kejayaan.