Find Us On Social Media :

Perjuangan Seorang Ibu Merawat Anaknya yang Sakit: Bidadariku yang Murah Senyum Ini Lumpuh Akibat Virus

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 13 Juli 2018 | 22:00 WIB

Itu membuat Patty tak bakalan bisa hidup di tempat lain, di luar RS. Hingga tak seorang pun mampu merawatnya, sekadar memberikan tempat di rumahnya saja pun. Karena biaya perawatannya juga amat mahal. Selama ini, RS sudah menghabiskan dana sekitar dua juta dollar untuknya.

Ketabahannya

Namun, tidak berarti semua perawatan terhadap Patty dilakukan dengan tube, jarum suntik, atau mesin. Justru kasih sayang para perawatlah yang membuat Patty bisa bertahan.

"Kami sangat menyayanginya dan sangat bangga akan ketabahannya," ujar Debra Wilson, salah seorang perawatnya.

Baca juga: HIV Belum Ada Apa-apanya, Ini 10 Virus Paling Mematikan di Dunia

Debra dan kawan-kawan senantiasa membelai Patty dengan penuh kasih sayang. Bila Patty terbangun dan menangis, buru-buru Bernie berbaring di tempat tidur Patty. Bercerita tentang bintang dan bulan, bernyanyi sampai si anak tertidur kembali.

Mereka bersama kelompok penggemar Patty, membelikannya macam-macam mainan dan baju tidur merah jambu. Beragam mainan dan buku sumbangan para dermawan ini sangat membantu membuatnya selalu gembira.

Para perawat menunjuk seorang  guru yang mengajar Patty ABC. Ia tetap bersemangat tinggi untuk belajar. la bisa mengeja namanya, menyebut warna. Meski terbatas hanya saat udara dalam alat pernapasannya beralih ke tali suara.

Kemampuan bicara Patty berkurang akibat suatu krisis. Suatu saat alat pernapasannya tak berjalan baik. Dia sempat kehilangan oksigen selama 45 detik. Namun berkat kesigapan perawat Bernie, ia bisa diselamatkan.

Baca juga: Berita Populer Kesehatan 2017: Ini Ciri Ciri Pria Penyebar Virus HPV, Penyebab Kanker Serviks

Hanya akibatnya, setelah itu ia tak tidur selama tiga malam, matanya terus menerawang langit-langit. Dan kemampuan bicaranya terganggu.

Bagi para perawat, Patty yang amat senang pertunjukan Mickey Mouse hingga bibir mungilnya naik turun mengikuti irama itu, sudah dianggap seperti anak sendiri. Ketika mereka menceritakan hal itu pada keluarganya di rumah, berbagai tanggapan muncul.