Find Us On Social Media :

Cerita Kriminal: Ketika Joki 3 in 1 Balas Dendam

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 19 Januari 2017 | 21:01 WIB

Ilustrasi joki 3 in 1

Sekitar 200 m setelah memasuki kawasan three in one, tiba-tiba kesunyian di dalam mobil yang sejuk itu, pecah oleh suara bentakan bocah. "Serahkan uang itu atau...!" Tentu saja Ahmad dan Sugondo sama-sama terkejut. Itu suara Wisnu yang selama ini dikenal pendiam. "Kamu jangan main-main, Wis," kata Ahmad.

"Saya tidak main-main," jawab pemuda tanggung itu.

"Kau mau apa?" bentak Sugondo.

"Apa tidak dengar, saya minta duit di dalam tas Bapak?" jawab Wisnu sambil melotot. Segala keramahannya hilang.

"Apa selama ini saya pernah menyakitimu atau uang yang saya berikan kurang?" tanya Sugondo.

Selama ini kalau joki biasa cukup diberi Rp1.500 - Rp2.000 sekali jalan, Sugondo memang termasuk murah hati. Setiap kali Wisnu selalu diberinya Rp5.000.

Mobil masih terus melaju. Ahmad tidak sempat berpikir bagaimana menggagalkan penodongan ini. Apalagi ia tidak mau mengambil risiko, karena dari kaca spion terlihat perut majikannya ditodong dengan pisau belati.

"Baik, kau boleh mengambil uang itu," kata Sugondo setelah tidak melihat cara teraman menjinakkan pemuda ini.

Rupanya, Wisnu sudah mempersiapkan segalanya secara matang. Segera ia mengeluarkan kantong plastik hitam dari saku celananya. Dalam waktu singkat uang dalam tas Sugondo yang berjumlah Rp 20 juta itu sudah berpindah tempat.

"Minggir!" perintah Wisnu kepada Ahmad untuk menghentikan mobil.

Begitu mobil itu berhenti, Wisnu langsung melompat ke luar dan menyelinap di antara kerumunan orang yang sedang menunggu bus. Dalam beberapa detik saja sulit melacak keberadaan anak itu. Sejenak, Ahmad dan Sugondo merasa tidak percaya dengan peristiwa yang baru mereka alami.

"Sialan benar anak itu," kata Sugondo.