Find Us On Social Media :

Cerita Kriminal: Ketika Joki 3 in 1 Balas Dendam

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 19 Januari 2017 | 21:01 WIB

Ilustrasi joki 3 in 1

Intisari-Online.com - Hari itu Senin minggu pertama di bulan April. Hari masih pagi, sekitar pukul 06.45. Sebuah sedan Marcedes hitam dengan pelat nomor polisi B 2349 XY meluncur perlahan, keluar dari rumah di Jl. Duta Kencana, kompleks permukiman mewah Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Seperti biasa, sopir yang bernama Ahmad membawa sang majikan, Sugondo, ke kantornya di Jl. Jenderal Sudirman. Sugondo memang berkantor di salah satu gedung pencakar langit di daerah yang setiap hari macet itu, sebagai salah satu direktur bank swasta nasional terkenal.

(#CeritaKriminal: Racun Favorit Suster Jane yang Telah Membunuh 50 Orang Tak Bersalah)

Sama seperti hari-hari sebelumnya, menjelang masuk ke daerah three in one Sugondo yang hanya ditemani Ahmad harus mencari seseorang untuk menemani mereka sehingga bisa melintas di kawasan yang mensyaratkan setiap kendaraan harus berpenumpang sekurang-kurangnya tiga orang pada jam tertentu.

Joki langganan

Dari jauh sudah terlihat segerombolan joki, mengacung-acungkan tangan memberi isyarat satu atau dua jari kepada mobil yang lewat. Entah kenapa disebut joki, wanita, pria, maupun anak-anak dari berbagai tingkat usia itu, memanfaatkan kelemahan peraturan untuk mencari uang dengan menyediakan diri sebagai penumpang tambahan.

Setelah masuk atau melewati kawasan three in one itu mereka diturunkan. Seperti biasa Ahmad maupun Sugondo menghampiri Wisnu, joki langganan mereka yang selalu mangkal di dekat halte di Jl. Sisingamangaraja. Selain berpenampilan bersih, Wisnu yang berusia 14 tahun itu tak pernah bersikap macam-macam dan selalu sopan.

Dari pada bergonta-ganti joki, setiap hari Wisnu diminta menunggu pada jam tertentu. Hal ini sudah berlangsung hampir sebulan.

Tapi hari itu wajah Wisnu tampak tidak secerah biasanya. Begitu Mercy hitam itu berhenti, Wisnu dengan cekatan naik sebelum mobil itu meluncur kembali. Biasanya ia duduk di samping sopir. Kali ini Wisnu duduk di bangku belakang, di samping Sugondo. Memang tidak ada aturan yang mengharuskan dia duduk di depan. Karena sudah kenal baik, Sugondo pun tidak keberatan.

Ilustrasi joki 3 in 1/Kompas Print

Dalam perjalanan ke kantor, Sugondo terbiasa menyiapkan berbagai pekerjaan. la memang tipe orang yang tidak mau membuang waktu. Bukan hal aneh jika selama perjalanan itu ia berkali-kali membuka-tutup tasnya untuk mengambil berkas yang dibutuhkan. Tanpa disadari Sugondo, Wisnu diam-diam memperhatikan isi tasnya. Selain berkas-berkas, hari itu kebetulan Sugondo membawa sejumlah uang yang akan dimasukkan ke bank tempatnya bekerja. Uang itu milik istrinya.

Nasib sial Sugondo