Find Us On Social Media :

Membuat Rumah Tetap Sejuk Meski Minimalis

By Moh. Habib Asyhad, Minggu, 8 Januari 2017 | 13:02 WIB

Rumah yang rapi membuat pikiran lebih tenang

Intisari-Online.com - Dalam bukunya Color: The Secret Influence yang terbit tahun 2000, Kenneth Fehrman menulis: kalau mau suasana yang menenangkan, pilihlah warna hijau untuk ruang di sekitarmu. Warna ini bisa membuat penghuninya lebih rileks dalam menjalani aktivitasnya dan sehat secara mental. Hijau adalah warna kedamaian.

Ketika berbicara mengenai warna hijau di sekitar rumah, salah satu yang terbersit adalah perihal taman. Bagi Julian Palapa, arsitek Indonesia yang tinggal di Jakarta, taman adalah implementasi imaji tentang warna hijau. “Secara lebih khusus lagi, hijau adalah produk yang dihasilkan oleh taman yang ada di dalam hunian atau bangunan sekitar kita,” ujar insinyur lulusan Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya, tersebut.

(Serba-serbi Olympic Village di Rio de Janeiro yang Belum Anda Ketahui: Kamar Super Minimalis)

Dari sisi visual, Julian menambahkan, kehadiran taman bisa menghadirkan ruang terbuka hijau sebagai solusi kebutuhan sirkulasi udara yang dibutuhkan oleh penghuni, juga air hujan. Yang paling bisa dirasakan adalah suasana segar yang dihadirkan kepada para penghuni yang berada di sekitarnya.

Taman dan tanamannya juga berpotensi menekan terjadinya sick building syndrome (SBS) alias gangguan kesehatan terkait dengan gedung. Sejatinya, gangguan ini banyak diderita oleh para pekerja kantoran. Tapi siapa sangka, SBS juga menyerang orang rumahan. dr. Hendrawati Utomo, Ms. SpOK., spesialis okupasi dan ahli polusi udara dalam ruangan, seperti yang dilansir oleh Tabloid Rumah, Maret 2013, menegaskan bahwa gangguan ini bisa terjadi di lingkungan rumah.

Tidak berbeda jauh dengan musabab yang terjadi di gedung perkantoran, SBS muncul karena polusi udara dalam rumah karena sirkulasi yang kurang baik. Polusi itu bisa disebabkan oleh jendela yang selalu tertutup sementara AC menyala sepanjang hari. Selain memperbaiki sirkulasi, solusi yang paling tepat adalah meletakkan tanaman hijau. Jika lahan sangat terbatas, tanaman rambat yang ditaruh di depan jendela juga bisa jadi alternatif.

Lantas muncul pertanyaan, bagaimana jika lahan yang ada sangat sempit, bahkan sama sekali tidak ada?

Tentu saja semakin kecil lahan semakin kecil area taman. Meski demikian, kecilnya lahan bukan menjadi alasan utama untuk meniadakan taman, mengingatnya pentingnya kontribusi taman; rumah tampak lebih indah; dengan taman udara di sekitar jadi lebih bersih dan sehat; dengan taman juga, penat setelah seharian bekerja bisa menguap begitu saja.

Ada beberapa jenis taman yang bisa dijadikan solusi untuk mensiasati lahan yang sempit. Misalnya, kita mengenal vertical garden (taman dinding), roof top garden (taman atap), atau bisa juga berupa gantungan pot-pot yang digantung di area perumahan.

Pilih-pilih yang sesuai

Tak semua jenis tanaman bisa digunakan untuk membuat taman di lahan yang relatif sempit. Taman indah akan terwujud di lahan yang sempit tergantung akomodasi dan penataannya.

Meski demikian, ada beberapa jenis tanaman yang perlu dihindari mengingat lahan yang ada sangat terbatas. Misalnya jenis tanaman yang berakar besar seperti pohon mangga tidak ditanam di taman yang mungil demi menjaga area di sekitar taman. Akar yang besar dapat merusak penutup tanah dan tanaman-tanaman lain di sekitarnya.

Penting juga menghindari pohon-pohon besar yang memiliki tajuk lebar dan tinggi di atas 5 cm. Dahan-dahan yang lebar dan tinggi akan semakin membuat lahan yang sudah sempit terlihat semakin sempit. Jika masih keukeuh dengan tanaman bertajuk lebar, pilihlah yang sudah dikerdilkan alias dibonsai. Seperti cemara udang, beringin, dan beringin korea.

Yang berdaun lebar seperti philodendron, hanjuang, dan palem-paleman juga sebaiknya tidak menjadi opsi. Daun-daun lebar akan mendominasi tanaman lainnya membuat taman terlihat penuh. Jika masih ingin, maksimal satu atau dua pohon saja.

Soal pemilihan tanaman semua tergantung dengan selera si empu rumah. Namun yang dianjurkan adalah tanaman yang berdaun kecil dan halus seperti taiwan beauty atau portulaka. Jenis ini bisa dipadukan jeni-jenis semak yang bertinggi 1-2 cm dan perdu yang tingginya biasanya mencapai 5 cm.

Membuat taman semenarik mungkin juga penting. Meski mungil, jangan biarkan ia sepi ornamen. Hiasan seperti patung, lampu taman, dan kursi bisa dilekatkan di taman idaman. Jika masih ada ruang, memberinya jalan setapak juga sepertinya menarik.

Jika menginginkan nuansa jernih dengan air, bikinlah kolam dengan ukuran yang proporsional. Usahakan bentuknya memanjang dan tidak melebar karena akan membuat taman terkesan tidak luas. Akan semakin menarik jika di ujungnya dilengkapi dengan air terjun atau pancuran mini.

Taman dinding sepertinya menarik

Taman tegak atau vertical garden lebih pada konsep penanamannya yang melekat pada dinding, bisa interior atau eksterio bangunan. Yang paling khas dengan model taman tegak adalah adanya sistem irigasi sebagai pelengkap.

Pertama kali jenin taman ini diperkenalkan oleh Patrick Blanc, seorang ahli botani asal Prancis pada 1994. Yang paling prinsipil dari konsep yang dikenalkan Blanc adalah tumbuhan, dalam keadaan tertentu, tidak memerlukan medi tanah. Blanc menambahkan, faktor yang paling penting adalah keberadaan air. Seperti halnya sistem hidroponik, semua kebutuhan nutrisi tanaman disuplai melalui penyiraman tanaman.

(Taman Kota Tak Sekadar Indah di Mata)

Karena tidak terlalu mengandalkan tanah, vertical garden membutuhkan media di mana akar bisa mencengkeram dan menopang tubuh tanaman. Ia bisa dihasilkan dengan teknologi sederhana hingga maju. Misalnya, batu bata, pipa PVC, modul HDPE, dan bahan-bahan tekstil.

Jenis tanamannya juga khusus, tidak bisa sembarangan. Biasanya yang umum dipakai adalah jenis tanaman yang memiliki perakaran dangkal dan tidak merusak. Yang bisa dipilih adalah jenis rumput-rumputan dan jenis tanaman penutup tanah (groundcover). Untuk tipe tanaman penutup tanah bisa menggunakan kuping gajah, tanduk rusa, lili paris, krokot merah, kucai mini, fitonia, dll.