Find Us On Social Media :

Ketika Kapal Perang AS Merontokkan Pesawat Komersil Iran yang Berisi 290 Orang Akibat Kesalahan Radar dan Kecerobohan Awak Kapal

By Agustinus Winardi, Minggu, 8 Juli 2018 | 06:00 WIB

Intisari-Online.com - Antara 1980-1988, berkecamuk peperangan antara Irak dan Iran.

Ini adalah perang yang mengerikan yang melibatkan penggunaan senjata kimia dan korban yang jatuh, di satu pihak saja dalam sehari, bisa mencapai 10 ribu orang.

Pasukan Irak yang merasa lebih unggul awalnya sengaja mengadakan serangan dadakan ke Iran yang saat itu sedang mengobarkan semangat Revolusi Islam.

Revolusi Islam Iran yang mengguncang dunia antara lain ditandai dengan cara menumbangkan kekuasaan monarki Iran dan memutuskan hubungan diplomatik dengan AS.

Iran bahkan menyandera sejumlah warga AS di Kedutaan Besar Iran sehingga akibat kasus penyanderaan itu Iran dianggap telah menyatakan perang dengan AS.

Irak sendiri yang mendapat peluang untuk menyerang negara tetangganya itu, alasan utamanya sampai menggempura Iran sebenarnya beragam.

Baca juga: Bukan Curi Senjata, Tapi Iran Tuduh Israel Curi Awan dan Salju Mereka

Tapi yang paling dikhawatirkan Irak adalah karena revolusi Islam Iran dimotori oleh pemeluk Islam Syiah dan diprediksi bisa berpengaruh ke Irak, mengingat warga Irak mayoritas merupakan penganut Islam Sunni. 

Selain itu Irak juga sudah lama merasa dirugikan oleh Iran karena Selat Hormuz yang merupakan jalur lintasan ekspor menyak dari Timur Tengah cenderung didominasi Iran.

Dengan demikian  serangan militer Irak ke Iran sebenarnya selain masalah perbedaan pandangan dalam berislam sekaligus dimaksudkan untuk mencegah dominasi Iran di kawasan Selat Hormuz.

Perairan Selat Hormuz  hingga kini masih merupakan jalur strategis yang dilewati kapal–kapal tanker dari Timur Tengah menuju negara lain dan sebaliknya.

Oleh karena itu serangan Irak ke Iran cenderung mendapat dukungan dari negara-negara Barat dan Arab.

Dalam situasi peperangan yang semakin meningkat maka kawasan perairan Selat Hormuz dan ruang udaranya menjadi makin berbahaya karena berada di kawasan zona perang.