Advertorial

Benarkah Risiko Radiasi di Dalam Pesawat Terbang Lebih Besar Dibanding Reaktor Nuklir?

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Ketika berada dalam pesawat, Anda tidak dapat melihat partikel-partikel penyebab radiasi.
Ketika berada dalam pesawat, Anda tidak dapat melihat partikel-partikel penyebab radiasi.

Intisari-Online.com- Ketika berada dalam pesawat, Anda tidak dapat melihat partikel-partikel penyebab radiasi.

Namun, partikel atau inti atom yang mengandung besi dan nikel ini sesungguhnya bergerak sangat cepat.

Ia disebut sinar kosmik, hampir 90% sinar kosmik yang tiba di permukaan Bumi adalah proton, alfa, dan elektron.

Ketika sinar kosmik menyerang udara, mereka menciptakan hujan radiasi pengion.

Baca Juga:Melihat Wanita Telanjang di Kota Ini? Jangan Tergoda Apalagi Sampai Berhenti, Ada Bahaya Menanti

Baca Juga:Dari Kanibalisme Hingga Pemerkosaan, Inilah Perbuatan Mengerikan yang Justru Dilegalkan oleh Beberapa Negara

Partikel yang dapat mengetuk elektron bebas dari atom dan molekul akhirnya bisa menembus di dalam tubuh kita.

Hal itu akan menyebabkan kerusakan jaringan dan DNA yang dapat menimbulkan kanker dan masalah reproduksi.

Dilansir pada Business Insider, Dewan Nasional Perlindungan dan Pengukuran Radiasi pada 2009 melaporkan di AS bahwa awak pesawat terbang memiliki tingkat radiasi paling tinggi dibanding semua pekerjaan yang terpapar radiasi.

Ini berarti mereka menerima lebih banyak paparan radiasi daripada orang-orang yang bekerja di samping reaktor nuklir.

Untuk meminimalkan radiasi, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, petugas penerbangan harus membatasi waktu dan ketinggian penerbangan.

Juga tidak dianjurkan untuk terbang melintas di atas kutub, semuanya yang terkait dengan eksposur tinggi.

Bagi ibu yang sedang hamil dalam trimester pertama juga sangat tidak dianjurkan untuk naik pesawat terbang.

Resiko lain radiasi ketika terbang adalah ledakan energik dari matahari, yang biasanya melindungi orang di Bumi.

Termasuk diantaranya sinar gamma, sinar-X dari flare matahari, dan badai proton berenergi tinggi.

Baca Juga:Catat! Inilah Daftar Smartphone yang Tak Bisa Lagi Pakai WhatsApp Mulai Januari 2018

Artikel Terkait