Find Us On Social Media :

Perempuan Perlu Waspada, Seorang Remaja AS Meninggal karena Tampon

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 3 Juli 2018 | 19:30 WIB

Sementara itu, para ahli mengingatkan, tampon bukan satu-satunya penyebab TSS dan tidak hanya menyerang perempuan saja.

Kaum pria, anak-anak, serta wanita dalam masa pasca-menopause juga rentan terkena TSS.

Menurut National Institutes of Health (NIH), faktor lain yang bisa menyebabkan TSS adalah infeksi kulit, luka bedah, luka bakar, melahirkan dan penggunaan kemasan untuk menghentikan mimisan.

Namun, saat ini setengah dari kasus TSS dialami oleh perempuan yang sedang menstruasi.

Baca Juga: Skandal Seks Sepanjang Sejarah: Benarkah Ini Jalan Menuju Ketenaran?

Gejala dan pencegahan TSS Gejala TSS biasanya tidak terduga, mirip ketika kita terserang flu, yaitu termasuk demam tinggi secara mendadak dan menggigil, mual atau muntah, diare dan pusing.

Menurut NIH, TSS juga dapat menyebabkan ruam di kulit mirip dengan sengatan sinar Matahari.

Apabila terjadi komplikasi yang serius maka dapat terjadi kerusakan organ, seperti gagal ginjal dan hati bahkan kematian, kata ahli dari NIH.

Untuk mencegah TSS, Cleveland Clinic menyarankan untuk mengganti tampon setidaknya setiap 4 hingga 8 jam atau menggunakan tampon dengan daya serap rendah saat menstruasi.

Ahli lebih menyarankan untuk menggunakan pembalut daripada tampon setiap hari atau selama masa menstruasi paling deras.

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pelajaran untuk Kita, Seorang Remaja AS Meninggal karena Tampon")

Baca Juga: Jika Menyantap Nasi Goreng Buatan Istri, Bung Karno Lebih Suka Gunakan Tangan Daripada Sendok