Find Us On Social Media :

Perempuan Perlu Waspada, Seorang Remaja AS Meninggal karena Tampon

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 3 Juli 2018 | 19:30 WIB

Intisari-Online.com- Seorang remaja di Kanada meninggal dunia akibat sindrom syok toksik.

Media lokal di Kanada melaporkan, sindrom syok toksik berkembang biak akibat penggunaan tampon selama acara karya wisata sekolah.

Menurut pemberitaan media lokal Kanada, Comox Valley Record, seorang remaja berusia 16 tahun tiba-tiba mengeluh tidak enak badan dan mengalami kram saat dalam perjalanan karya wisata ke Pulau Hornby, Kanada.

Kejadian ini terjadi pada Maret 2017.

Baca Juga: NASA: Jika Gunung Agung Meletus, Maka Itu Berita Bahagia Bagi Kehidupan Umat Manusia

Keesokan paginya, remaja ini tidak ikut sarapan. Saat petugas paramedis mendatangi lokasi kejadian, ia dalam keadaan terbaring di tempat tidurnya dan sudah meninggal dunia.

Saat itu, mereka juga menemukan tampon.

Setelah tampon tersebut diteliti, tim dokter menjelaskan bahwa tampon itu positif mengandung bakteri Staphylococcus aureus, patogen yang terkait dengan sindrom syok toksik atau Toxic shock syndrome (TSS).

Comox Valley Records melansir dari keterangan resmi hasil koroner yang dikeluarkan baru-baru ini, menuliskan bahwa patogen bakteri tersebut diduga kuat menjadi penyebab kematiannya.

Baca Juga: Baru Setahun Idi Amin Menjabat, 60 Ribu Orang Asia Langsung Disuruh Angkat Kaki dari Uganda

Menurut ahli dari klinik Cleveland, Toxic shock syndrome (TSS) sebetulnya jarang terjadi, namun kondisi ini sangat berbahaya dan mengancam jiwa karena adanya racun yang dihasilkan oleh bakteri S. aureus atau bakteri tertentu lainnya.

Bakteri tersebut hidup di kulit manusia atau selaput lendir di tubuh, tanpa menyebabkan gejala.

Dalam kondisi tertentu, bakteri dapat berkembang biak dengan cepat dan mengeluarkan racun.