Ada kisah dari Timur Tengah yang diceritakan oleh Ibnul Jauzi tentang keteledoran ini, yakni tentang seorang laki-laki yang sedang memotong kukunya. Karena tidak hati-hati, maka ia memotong jarinya, dan mati.
Juga seseorang yang masuk kandang keledai. Karena tidak hati-hati, ia diseruduk keledai dan langsung meninggal.
Hati-hati mengontrol diri
Berhati-hati bukan berarti lamban. Justru berhati-hati sering berarti kecepatan. Contohnya, mengendarai mobil dengan tidak hati-hati dan terlalu cepat justru sering akan lebih lambat sampai ke tujuan.
Sebab kecelakaan - bahkan maut - seolah terus mengintip di sekitar kita, menanti kesempatan untuk menghambat perjalanan kita.
Berhati-hati juga berarti mengontrol diri secara ketat, yaitu meninggalkan kesalahan-kesalahan, keteledoran, dan hal-hal bodoh, lalu menggantinya dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat, seperti bertindak dengan benar, menciptakan ide-ide brilian dan Iain-Iain.
Sikap hati-hati juga perlu kita ingatkan pada para wakil rakyat yang baru saja terpilih dalam pemilu legislatif lalu. Hati-hati dalam mengemban amanat rakyat. Hati-hati dalam bertindak. Hati-hati dalam memutuskan sesuatu yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak!
(Ditulis oleh Eni Kusuma, Motivator. Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Agustus 2009)
Baca juga: Hati-hati, Meski Punya Rasa yang Lezat, 9 Makanan Ini Ternyata dapat Memicu Serangan Jantung