Find Us On Social Media :

Gara-gara Pernah Diserang oleh Para Pilot CIA, Angkatan Udara RI Semakin Bersemangat untuk Memiliki Radar

By Agustinus Winardi, Senin, 2 Juli 2018 | 16:15 WIB

Proyeknya meliputi pembelian radar tiga dimensi Nysa B dan Nysa C buatan Poiandia.

Tahun 1959, tiga unit radar di antaranya telah datang di Indonesia dengan penempatan dua unit di daerah Cengkareng dan Gresik.

Pengadaan tahap I ini sekaligus dimanfaatkan untuk melatih para awak stasiun radar.

Kemudian tahun 1959 diadakan perencanaan pengadaan radar lagi dan proyek ini disebut Proyek Kresna, bertindak sebagai Kepala Proyek adalah Asisten Staf Udara I (Intelijen) Mayor Udara Soedarmono.

Dari hasil pengkajian diperoleh data bahwa radar yang dipilih adalah pertama radar tipe Decca Plessey High Finder 200 yang berfungsi mengetahui ketinggian sasaran.

Sedang kedua radar tipe Decca Plessey Hydra berfungsi untuk menentukan azimuth sasaran.

Dengan mengintergrasikan kedua unit radar ini, maka operator dapat mengetahui posisi sasaran dengan tiga dimensi.

Selain kedua tipe radar tersebut dipesan pula dua jenis radar tipe Decca Plessey Flight Recovery dan Decca Plessey LC. Keempat jenis radar tersebut seluruhnya buatan Inggris.

Tahun 1960, Proyek Kresna dapat direalisasikan, ditandai dengan datangnya beberapa radar Decca sesual yang dipesan.

Namun peralatan komunikasi yang diperlukan dalam sistem pertahanan udara tersebut baru sebagian.

Selanjutnya tahun 1960, 12 unit radar Nysa yang dimaksudkan sebagai uji coba penggunaan sistem yang dipesan indonesia tiba dan diterima Angkatan Udara.

Dengan dicanangkannya Operasi Trikora dalam rangka Pembebasan irian Jaya, maka radar-radar tersebut diarahkan untuk digelar di wilayah Indonesia Bagian Timur bertujuan agar dapat memantau pesawat Belanda dan membantu operasional pesawat AURI.