Find Us On Social Media :

Tali Ajaib Itu Mengungkap Kepiluan di Setiap Masa

By Mentari Desiani Pramudita, Kamis, 22 Desember 2016 | 22:00 WIB

Kisah tali ajaib.

Intisari-Online.com- Alkisah, ada seorang anak laki-laki yang berusia 10 tahun. Di usianya yang masih kanak-kanak, ia merasa kehidupan anak-anak tidak lagi menarik baginya. Ia ingin menjadi seorang remaja. Sebab, ia berpikir kehidupan remaja akan lebih menyenangkan. Oleh karena itu, untuk memenuhi keinginannya, ia menarik tali ajaib pembelian seorang penyihir.

Setelah ia menarik, kini ia sudah remaja. Akan tetapi ia kecewa melihat perubahan dalam wajahnya. Wajahnya yang dulu masih mulus kini sudah dipenuhi jerawat. Karena malu dengan teman-temannya, ia kembali menarik tali ajaib itu.

Sekarang, ia memasuki usia 25 tahun. Ia juga sudah menikah dan mempunyai anak. Sebagai kepala keluarga, ia membutuhkan finansial yang cukup agar istri dan anaknya bisa hidup makmur. Tapi ia sadar, ia masih muda dan butuh sedikit lebih tua agar semakin mapan. Dan ia kembali menarik tali ajaib itu.

Di usianya yang memasuki 30 tahun, ia sudah mendapat posisi tinggi. Namun ia tidak begitu puas. Ia ingin menjadi lebih tinggi. Dan ia menarik talinya lagi lalu membawanya ke posisi manager.

Di saat karier dan ekonomi keluarganya sangat baik, ternyata ia memiliki dua anak yang sedang memasuki masa remaja. Kedua anaknya sering membuat masalah dan bergaul dengan lingkungan yang tidak baik. Agar kedua anaknya tidak masuk ke lingkungan yang salah, ia kembali menarik tali ajaib itu.

Kini, ia terbawa pada masa ia dan sang istri hidup di rumah dan menikmati kebersamaan. Sayangnya, di antara kebersamaan-kebersamaan itu timbul beberapa masalah yang membuatnya tidak suka. Karena tidak sabar menghadapi masalah ia kembali menarik talinya.

Kali ini, ia masuk pada masa pensiun. Sayang, ia tidak suka dengan masa pensiun tersebut. Ketika menarik tali, ia harus menghadapi serangkaian tes kesehatan karena fisiknya semakin tua. Merasa khawatir, ia kembali mencari tahu apa yang akan terjadi di masa depan.

Sampai akhirnya ia menemukan dirinya berada di dalam kotak kayu dalam keadaan kaku dan tidak bernyawa.

Cobalah menikmati kehidupan. Dari satu menit ke menit lainnya. Dari satu jam ke jam lainnya. Dari satu hari ke hari lainnya. Sampai dari satu tahun ke tahun lainnya.

Lakukanlah yang terbaik. Tidak perlu khawatir apa yang akan terjadi di masa depan. Karena semua akan datang pada waktunya.