Intisari-Online.com – Seorang ibu dan anaknya berbelanja di sebuah pasar swalayan besar. Saat itu sedang musim festival. Di sebelah pintu keluar pasar swalayan, disediakan wadah besar berisi permen untuk anak-anak. Seorang penjaga berbadan tinggi besar dan kekar mengajak setiap anak yang keluar dari toko untuk mengambil permen sebagai hadiah khusus di malam festival itu.
Ketika ibu dan anaknya itu keluar, penjaga meminta dengan sopan kepada anaknya untuk mengambil permen. Tapi anak kecil itu diam saja. Ibunya pun memaksanya, tapi ia tidak mau menerimanya. Setelah banyak anak yang keluar, penjaga pintu itu pun mengambil segenggam permen dari wadah lalu memasukkan ke dalam tas mereka. Anak itu senang.
Ketika berada di luar, ibu bertanya kepada anaknya mengapa ia menolak untuk mengambil permen sendiri. Anak itu menunjukkan tangan mungilnya dan berkata dengan polos, “Tanganku kecil, Bu. Tapi tangan penjaga pintu itu begitu besar. Jika saya mengambil permen, hanya dapat sedikit. Tapi kalau penjaga itu yang mengambil permen dengan tangannya dan memberi semua, maka jauh lebih banyak daripada yang bisa saya ambil dengan tangan-tangan kecil ini. Saya menunggu ia melakukannya.”
Sikap anak ini mengajarkan kepada kita pelajaran penting tentang kelimpahan kasih karunia Tuhan yang diberikan kepada kita. Apa yang kita peroleh dengan usaha kita sendiri akan terlalu sedikit dibandingkan dengan hadiah yang tak terbatas dari Tuhan. Jika kita mencari kasih karunia Tuhan, maka ia akan menghujani karunia-Nya pada kita, karena Ia jauh lebih besar daripada kita. Apa yang Ia berikan adalah yang terbaik untuk kita dan lebih dari apa yang kita minta atau pikirkan. Kita kita meminta kepada-Nya, maka Tuhan akan memberikan dengan murah hati kepada kita.