Find Us On Social Media :

Memanjakan Mata dengan Batik Solo, Jangan Lupa Borong Batiknya!

By K. Tatik Wardayati, Minggu, 1 Juli 2018 | 12:15 WIB

Semula permukiman ulama

Selain di Kampoeng Batik Laweyan, Kampung Kauman juga dapat menjadi alternatif Anda berwisata batik. Secara administratif kampung ini bagian dari Kecamatan Pasar Kliwon, Solo. Batas utaranya Jln. Slamet Riyadi, batas baratnya Nonongan, batas selatannya Soyudan, dan batas timurnya alun-alun.

Keberadaan Kampung Kauman ini tak lepas dari keberadaan Keraton Surakarta. Kampung ini dibangun bersamaan dengan berdirinya Masjid Agung. Di sinilah tempat bermukim para ulama pada masa lampau.

"Karena letaknya strategis, dekat karaton, ada pusat religinya, dekat pasar, dan dikelilingi pusat-pusat bisnis yang telah tertata sejak dulu, maka warga kauman tidak hanya ulama abdi dalem keraton, tetapi juga penghasil batik, kuluk (topi), samir, dan makanan khas untuk keraton," jelas Gunawan Setiawan, Ketua Kampung Wisata Batik Kauman yang dibentuk pada 2006.

Kini, di tempat ini terdapat tak kurang dari 70 pengusaha batik. Dalam catatan Gunawan, di kampung ini terdapat sekitar 50 galeri batik. "Sekarang, wisatawan gampang sekali mendapatkan showroom batik," ujarnya.

Kalau Anda memasuki kampung wisata batik ini, di beberapa sudut dalam kampung kita dapat dengan mudah menemukan rambu "Kampoeng Wisata Batik Kauman" dan rambu penunjuk arah.

Baca juga: Kesetiaan Membatik Secara Tradisional Sejak Zaman Jepang Alan Mbah Kulsum

Mirip di Kampung Laweyan, di kampung ini Anda juga dapat melakukan berbagai atraksi wisata, dari sekadar cuci mata atau berbelanja batik, belajar membatik, hingga belajar tentang perkembangan batik di Surakarta melalui museum-museum batik yang dimiliki para pengusaha batik di Kauman.

Untuk urusan belanja, galeri batik di Kauman menyediakan beragam produk berbahan batik. Jenis batik yang digunakan sebagai bahan produk-produk itu juga sangat beragam.

Tak cuma belanja. Di  Kauman Anda juga dapat belajar membatik. Menurut Gunawan, ada sekitar lima pengusaha batik di Kauman, termasuk dirinya, yang membuka pintu pabriknya bagi pengunjung untuk belajar membatik.

Dengan membayar sekitar Rp 15.000,- - Rp 50.000,-, Anda dapat memperoleh kesempatan belajar membatik di atas selembar kain. Hasilnya kemudian dibingkai dan menjadi cendera mata Anda.

Beberapa pengusaha batik Kauman juga memiliki museum-museum pribadi yang dapat Anda kunjungi secara gratis. Di dalamnya dipamerkan batik khas Kauman dan batik-batik khas Surakarta. Seorang pemandu akan menemani Anda melihat koleksi museum dan menjelaskan kepada Anda soal motif dan makna motif itu, bahan, tahun pembuatan, serta penggunaannya.