Find Us On Social Media :

Memanjakan Mata dengan Batik Solo, Jangan Lupa Borong Batiknya!

By K. Tatik Wardayati, Minggu, 1 Juli 2018 | 12:15 WIB

Showroom pun bermunculan. Saat ini setidaknya ada 15 gerai batik. Produk yang dijual meliputi pakaian, tas, dompet, dsb. "Sebelum tahun 2004, di sini tidak ada showroom," ujar pemilik gerai Batik Mahkota ini.

Menurut Alpha, di Kampung Laweyan hingga awal Februari 2009 terdapat 56 perusahaan batik berbagai kelas, dari yang kecil hingga besar. Beberapa di antaranya memiliki gerai untuk menjual produknya sendiri. Bahkan tak sedikit pula yang memiliki museum batik pribadi.

"Kami hams belajar dari pengalaman dulu. Kami memperlakukan batik tidak hanya sebagai suatu produk sandang, tetapi juga sebagai produk budaya, sehingga sisi budayanya betul-betul digali. Karena itu kawasan ini dikembangkan menjadi kawasan wisata yang terintegrasi," jelas dosen teknik arsitektur, Universitas Muhammadiyah Solo ini.

Gerai-gerai batik di Kampung Laweyan menyediakan produk-produk batik dengan beragam jenis dan kelas. Ada batik cap, batik etsa, batik tolet, ada pula batik tulis. Jenis batik itu tentu akan menentukan harga produknya.

Di kampung ini, Anda juga dapat belajar membatik, mengetahui perkembangan batik laweyan, bahkan sejarah Kampung Laweyan. Sebagian besar perusahaan telah terbuka bagi pengunjung yang ingin melihat proses produksi dan belajar membatik.

Baca juga: Ke Yogyakarta, Jangan Jangan Lupa ke Pasar Beringharjo: dari Batik hingga Klepon, Semua Ada di Sana

Bahkan, di kampung ini juga telah berdiri Laweyan Batik Training Center tempat pengunjung dalam kelompok besar belajar membatik.

Yang menarik, di Kampung Laweyan Anda dapat menjumpai pembatik laki-laki. Satu-satunya pabrik yang memiliki pembatik laki-laki itu adalah Batik Mahkota.

Untuk mengembangkan kampung ini, setiap tanggal 25 diadakan kegiatan budaya dalam berbagai bentuk, dari sarasehan, pagelaran seni tari, hingga pameran. Acara bulanan ini seluruhnya melibatkan warga Kampung Laweyan.

Untuk penginapan, Kampung Laweyan memang belum memiliki hotel. Namun, di sekitarnya telah tersedia hotel-hotel dengan tarif dari Rp 150.000,- hingga hampir Rp 1 juta per malam. Sementara, untuk keperluan makan-minum, di kawasan ini telah ada beberapa kafe.

Untuk transportasi, di dalam Kampung Laweyan tersedia becak wisata. Becak-becak ini mangkal di perempatan-perempatan kampung atau di dekat shelter yang tersedia di beberapa titik.

Baca juga: Jadi Gang Batik, Beginilah Kabar Gang Dolly Kini