Find Us On Social Media :

Belum Ada Listrik, Teknologi Kuno Berusia 2400 Tahun Ini Mampu Mendinginkan Es di Gurun

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 25 Juni 2018 | 17:15 WIB

Intisari-Online.com - Orang zaman dahulu, dalam beberapa kasus, sepertinya memang lebih pintar dari yang diasumsikan orang-orang saat ini.

Mereka memang tidak memiliki roket atau listrik, namun setidaknya ada bukti yang tak terbantahkan mengenai teknologi yang tak kalah canggihnya.

Teknologi ini disebut sebagai yakhchal (lubang es), yakni enis kulkas kuno yang dibangun di padang pasir Persia (sekarang Iran).

Tentu saja cara kerjanya tanpa menggunakan listrik, namun ini menunjukkan kemampuan luar biasa manusia untuk menemukan solusi atas permasalahan setempat.

Baca Juga: Bayi Malang Dibuang di Luar Resto, Wanita Baik Hati Lakukan Tindakan Tak Terduga

Teknologi semacam lemari es ini ditemukan sekitar abad 400 SM.

Yakhchal cukup sederhana untuk dibuat sehingga dapat diakses oleh semua kalangan.

Sebagian besar yakhchal adalah struktur berkubah dengan area penahanan berbentuk persegi di bawah tanah.

Baca Juga: Pasangan Ini Dibunuh oleh Anak Kandungnya Sendiri yang Tak Terima Mengidap 'Penyakit Keturunan'

Setelah area penahanan digali dan kubah didirikan, sejenis mortar yang terbuat dari tanah liat, pasir, abu, bulu kambing, dan kapur yang disebut sarooj digunakan untuk membuatnya tahan air.

Area pengumpulan untuk air yang dibutuhkan cukup dalam untuk menjaga isinya tetap dingin.

Sebagaimana fungsi kulkas, isi yakhchal sendiri dapt berupa air atau es yang diangkut dari gunung tedekat.

Ada juga cara lain yakni dengan mengalihkan air dari saluran air ke yakhchal menggunakan saluran air bawah tanah yang disebut qanats.

Baca Juga: Ini Kata Pakar Lho: Perempuan Dilarang Buang Air Kecil Sebelum Berhubungan Suami-Istri

Alat yang digunakan untuk menjaga yakhchal tetap dingin adalah badgir.

Yakni sejenis mekanisme penangkap angin yang akan menangkap angin dan mengalihkannya ke yakhchal.

Ketika udara turun, maka ia akan didinginkan oleh es serta udara dingin yang menyertai air di qanat.

Baca Juga: Bukan Danau Toba, Inilah Danau Terdalam di Indonesia, Ada Gua Tengkorak di Dalamnya

Sebagai alternatif, badgir dapat digunakan untuk mengeluarkan udara hangat naik dan mendinginkan udara untuk menggantikannya.

Mekanisme ini masih digunakan di banyak kota gurun di Iran modern.

Selain menyimpan air minum, yakhchal juga digunakan untuk menyimpan makanan seperti buah, produk susu, dan mungkin daging yang dingin sehingga akan bertahan lebih lama.

Baca Juga: Hantarkan Xiaomi ke Nomor 4 Dunia, CEO Xiaomi Terima Bonus Terbesar Dalam Sejarah, Bikin Kaya Mendadak

Banyak Yakhchal di Iran, Afghanistan, dan bagian lain dari Asia barat dan tengah masih berdiri bahkan setelah ribuan tahun.

Mereka mewakili sisa-sisa peradaban Persia kuno dan merupakan bagian dari warisan budaya Iran.

Secara teoritis, proses yang digunakan untuk membuat yakhchals juga dapat direplikasi dan digunakan di wilayah lain dengan iklim yang mirip dengan daerah gurun di Iran dan Asia Tengah seperti Amerika Tenggara atau bagian barat laut Cina.

Dengan cara ini, kebangkitan teknologi kuno dapat membantu orang-orang modern di seluruh dunia untuk hidup lebih berkelanjutan dan masih memiliki kenyamanan modern, khususnya pendingin.

Baca Juga: Wow, Tersimpan Lama di Loteng, Ternyata Harga Vas Bunga Ini Capai Rp226 Miliar!