Find Us On Social Media :

Inilah Kesaksian Percobaan Pembunuhanm Bob Marley

By Hery Prasetyo, Senin, 5 Desember 2016 | 09:30 WIB

Bob Marley.

Intisari-Online.com - Sekitar 40 tahun lalu, percobaan pembunuhan terhadap Bob Marley terjadi di rumahnya, Kingston. Nancy Burke berada di sana dan menceritakan kembali kisah itu.

Selama 1970-an, Bob Marley lebih banyak berada di Pulau Karibia sebagai ibu kota reggae. Burke hidup di samping rumah raja Reggae itu dan dia merupakan pacar art designe Bob Marley.

"Saya suka musik, saya suka lirik-liriknya (lagu Bob Marley), saya juka ketukannya, dan saya suka bandnya," kata Burke dalam wawancara dengan BBC.com.

"Maka, sebuah kehormatan buat saya berada di sana, di belakang panggung, di bus, dan ikut pergi dalam show," tambahnya.

Bob Marley memang menjadi simbol kesuksesan musik Jamaika. Namun, pada saat yang sama di zamannya, negara sedang dalam kondisi miskin, kacau dan terbelah. Banyak geng kriminal yang saling berkelahi karena berebut lahan.

Perdana Menteri Michael Manley yang beraliran kiri sangat berpengaruh. Namun, tensi politik dan kekerasan meninggi saat terjadi pemilihan umum.

Pada 1976, pemilihan umum akan digelar. Bob Marley yang sebelumnya mendukung Michael Manley, kali ini tidak. Bob Marley menghendaki ada pergantian perdana menteri.

Untuk menurunkan tensi politik, Bob Marley menyarankan ada konser outdoor di Kingston ada Desember 1976. Perdana menteri Michael Manley mengizinkan, tapi mengubah tanggal conser bertepatan dengan pemilu. Bob Marley pun secara publik menjadi terkesan sebagai anteknya.

Burke pergi ke London untuk mendampingi salah satu pacar Bob Marley, Cindy Breakspeare, seorang model kontes Miss World. Mereka kembali ke Pulau Karibia pada 3 Desmber 1976. Setelah mandi dan ganti pakaian, Burke pergi ke rumah Bob Marley.

"Saat saya berjalan ke rumahnya, saya mendapati momen cepat yang menakutkan dan saya menggigil," aku Burke.

Dia melihat pintu gerbang ditutup dan ini tak seperti biasanya. Tapi, di dalam rumah, Burke ada seseorang yang tampak santai. Band sedang istirahat dari latihan.

Seseorang meminta Burke memindahkan mobilnya agar istri Bob Marley, Rita, bisa keluar mengendarai mobilnya sendirian. Saat gerbang depan terbuka untuk Rita, mobil lain mendadak masuk. Saat itu Burke sudah berada di ruang belakang, berbincang dengan anak-anak dan pengacara Bob Marley, Diane Jobson.

"Saya baru saja masuk ruangan itu dan mulai bicara dnegan mereka tentang Miss World, tapi kemudian serentetan tembakan terjadi dan sangat dekat. Kami tak bisa melihatnya, tapi itu jelas dari jarak dekat," tuturnya.

Para penembak itu adalah bandit yang masuk bertepatan saat Rita keluar. Mereka terus melepaskan tembakan ke rumah Bob Marley. Semua ketakutan. Anak-anak masuk ke kolong tempat tidur. Sedangkan Bob Marley dan para pemusik lain juga mencoba tiarap.

"Kemudian, tembakan berhenti, tapi kesunyian itu tak kalah menakutkannya. Kemudian, saya mendengar seseorang memanggil Diane, mengatakan, 'Diane, Diane, cepat ke sini. Bob tertembak.'"

Burke tetap berada di kamar tidur menemani anak-anak sampai polisi datang. "Kemudian saya melihat Bob berjalan keluar dikawal polisi dan dia memegang tangan kirinya. Itu sangat fantastik bisa melihatnya berjalan dan dia tampak sangat marah," terang Burke.

Ternyata benar. Bob Marley terkena tembakan di tangan dan lehernya. Yang menjadi misteri, kenapa mereka tidak menyelesaikan pekerjaannya dengan membunuh? Pertanyaan ini masih belum bisa terjawab hingga sekarang.

"Saya mendengar rumor macam-macam, bahkan ada kabar mereka tidak hidup. Sangat sulit mendapatkan kabar yang benar saat itu," terang Burke.

Tapi, dua hari kemudian Bob Marley tampil di konser di depan 80.000 penonton dalam keadaan masih terluka. Saat itu, Burke terlalu takut untuk datang di konser.

"Tak ada yang ditangkap. Tak ada yang tahu bagaimana dan kenapa. Itu pengalaman yang terlalu menakutkan bagi saya," aku Burke.

Setelah itu, selama dua tahun Bob Marley menghabiskan hidupnya di London, tetap menjalani tur, dan membuat albul. Dalam hidupnya yang singkat, dia telah membuat 11 album, 4 album di antaranya live.

"Terakhir kali saya melihat Bob adalah sebelum dia meninggal dunia (1981). Dia mulai kehilangan berat badan. Dia sangat kurus dan menyusut," tuturnya.