Find Us On Social Media :

Hiduplah Saling Membantu Agar Terhindar Dari Masalah, Seperti Kisah Perangkap Tikus Ini

By Mentari Desiani Pramudita, Rabu, 16 November 2016 | 20:01 WIB

Kisah perangkap tikus.

Intisari-Online.com- Di sebuah celah tembok rumah, terdapat seekor tikus yang sedang mengamati seorang petani dan istrinya. Mereka sedang membuka bungkusan. Dalam perkiraan si tikus, itu ada makanan. Jika makanan, ia akan segera menyelinap untuk mengambilnya.

Setelah dibuka, itu ternyata sebuah perangkap tikus. Panik, si tikus segera berlari memberi tahu hewan-hewan lain di sekitar ladang si petani.

Ia bertemu seekor ayam. “Awas ada perangkap tikus di dalam rumah. Hati-hati dengan perangkap tikus di dalam rumah!” ucap si tikus kepada si ayam.

Sang ayam dengan tenang menjawab, “Maaf yah tikus. Aku tahu itu masalah besar buat dirimu, tapi buat aku secara pribadi itu bukanlah masalah. Jadi lebih baik kamu pergi,” balas si ayam.

Si tikus kemudian pergi dan menuju sang kambing. “Awas ada perangkap tikus di dalam rumah. Hati-hati dengan perangkap tikus di dalam rumah!” ucap si tikus kepada si kambing.

“Wah aku turut menyesal mendengar kabar ini. Tapi tidak ada yang bisa aku lakukan. Aku berdoa yang terbaik untukmu,” jawab si kambing cuek. Ia segera meninggalkan si tikus yang kembali berlari.

Kali ini, si tikus berlari ke arah seekor lembu. “Awas ada perangkap tikus di dalam rumah. Hati-hati dengan perangkap tikus di dalam rumah!” ucap si tikus kepada si lembu.

“Oh yah? Sebuah perangkap tikus? Jadi apakah saya yang sedang dalam bahaya besar?” kata si lembu sambil tertawa.

Mendengar jawaban rekan-rekannya yang tidak peduli, si tikus tertunduk. Ia sedih bercampur takut. Mau tidak mau ia harus menghadapi perangkap tikus itu sendirian.

Saat malam tiba, suara teriakan istri sang petani menggelegar seantero rumah dan ladang. Ternyata perangkap tikus yang mereka pasang menangkap seekor ular. Namun sang ular sempat mematok tangan istri petani. Petani pun langsung membawa istrinya ke rumah sakit.

Istri petani kembali ke rumah. Namun tubuhnya demam. Dan seperti kebiasaan orang sakit demam, obat pertama adalah memberikan sup ayam hangat. Petani pun mengambil pisau dan pergi ke kandang ayam. Ia memotong ayam untuk menjadi bahan sup istrinya.

Sakitnya istri petani membuat beberapa tetangga datang untuk membesuk. Melihat banyaknya tetangga yang datang. Si petani menyiapkan makanan. Ia langsung menuju kandang kambing untuk disembelih. Ia berencana membuat gulai sebagai jamuan makan tetangganya.