Intisari-Online.com – Alkisah, seekor tikus tinggal di hutan dekat sebuah desa. Suatu hari, tikus itu berkeliaran ke sana ke mari. Tiba-tiba, ia melihat sebuah keranjang penuh jagung. Ia ingin memakan semuanya. Lalu ia membuat lubang kecil di keranjang itu. Ia masuk melalui lubang. Ia terkejut melihat begitu banyak jagung di sana. Ia makan banyak jagung dan merasa kenyang.
Ia sangat senang setelah makan banyak jagung. Sekarang, ia ingin keluar. Ia mencoba untuk keluar melalui lubang kecil di keranjang. Tapi ia tidak bisa karena perutnya terlalu kenyang dan menjadi gemuk. Ia mencoba dan mencoba, tetapi itu tidak ada gunanya. Tikus itu mulai menangis.
Seekor kelinci sedang lewat di tempat yang sama. Ia mendengar teriakan tikus dan bertanya, “Mengapa kamu menangis temanku?”
Tikus menjawab, “Saya membuat lubang kecil dan masuk ke dalam keranjang. Tapi sekarang, saya tidak mampu keluar melalui lubang itu lagi.”
Kata kelinci, “Itu karena kamu makan terlalu banyak. Tunggulah sampai perutmu menyusut.” Kelinci tertawa dan pergi, sementara tikus merasa mengantuk dan tidur di dalam keranjang.
Keesokan paginya, perut tikus itu telah menyusut. Tapi tikus itu ingin makan jagung lagi. Jadi ia makan dan makan terus. Sekali lagi, perutnya kekenyangan. Ia berpikir, “Oh! Kini saya baru bisa keluar besok pagi.”
Saat itu, lewatlah kucing. Ia mencium bau tikus dalam keranjang. Ia melompat dan makan tikus gemuk itu.
Demikianlah, bila keserakahan justru membahayakan diri sendiri.