Intisari-Online.com – Alkisah, sebatang pohon jati merasa bangga di hutan itu. Ia merasa tinggi dan kuat. Sementara ada sebatang tanaman herbal kecil di sebelah pohon jati.
Pohon jati berkata, “Saya sangat tampan dan kuat. Tidak ada yang bisa mengalahkan saya.”
Mendengar itu tanaman herbal mengatakan, “Temanku, terlalu bangga bisa berbahaya. Bahkan yang kuat akan jatuh pada suatu hari.”
Pohon jati mengabaikan kata-kata tanaman herbal itu. Ia terus memuji dirinya sendiri.
Suatu kali, angin kencang bertiup dengan kencang. Pohon jati berdiri dengan kokohnya. Bahkan ketika hujan, pohon jati tetap berdiri dengan kuat sambil menyebarkan daunnya.
Pada saat yang sama, tanaman herbal membungkuk rendah. Pohon jati merasa bangga atas tanaman herbal itu.
Hingga suatu hari terjadi badai di hutan. Tanaman herbal membungkuk rendah. Seperti biasa, pohon jati tidak mau menunduk. Badai terus semakin kuat. Pohon jati tidak bisa lagi menanggungnya. Ia merasa kekuatannya semakin melemah. Ia pun tumbang. Ini adalah akhir dari pohon yang sombong.
Ketika badai mereda, tanaman herbal berdiri tegak. Ia melihat sekeliling. Ia melihat pohon jati yang sombong itu telah tumbang.