Persahabatan Dua Orang Beda Negara Ini Bermula dari Ponsel yang Jatuh di Gerbong KRL

Ade Sulaeman

Penulis

Persahabatan dua orang beda negara ini bermula dari ponsel yang jatuh di gerbong KRL.

Intisari-Online.com -Semua berawal dari sebuah ponsel yang jatuh di gerbong KRL--lebih tepatnya gerbong kereta api yang nantinya bertransformasi menjadi kereta KRL. Setelah itu lahirlah persahabatan dua orang beda negara: Shota Noda (21) dari Jepang dan Syahri Rochmat (24) dari Indonesia.

Shota, yang merupakan mahasiswa dari Zama, Prefektur Kanagawa, kehilangan ponselnya di kareta Nanbu Line, yang melayani rute Stasiun Kawasaki-Stasiun Tachikawa di Tokyo, pada akhir 2015. Ponsel itu baru ditemukan pada Juli 2016 lalu di Jakarta, ketika kereta yang sama sudah diekspor ke Jakarta dalam wujudu kereta rel listrik KRL (kereta ini dikirim ke Jakarta pada Desember 2015), oleh Rochmat, seorang pegawai di PT KAI Commuter Jabodetabek.

Sejak itu, keduanya kemudian menjadi sepasang sahabat.

Saat kereta tersebut telah berada di Indonesia, Rochmat mengecek dan membersihkan gerbong, termasuk mengangkat jok kursi sebelum benar-benar siap dioperasikan. Saat itu ia tak sengaja menemukan sebuah ponsel yang terselip di antara jok dengan bagian bawah kursi.

Di dalam tempat ponsel, Rochmat juga menemukan selembar kartu mahasiswa. Rochmat menyadari ponsel dan kartu mahasiswa itu pastilah milik mahasiswa Jepang.

Namun ia tidak bisa membaca tulisan berbahasa Jepang, sehingga ia mengunggah foto kartu mahasiswa itu di akun Twitter miliknya, sambil meminta tolong para pengguna Twitter untuk membantu mencari sang mahasiswa.

Dikutip dari Japan News, Selasa (18/10), pada 11 Januari 2016, Noda di Jepang menerima pesan pada akun Facebook miliknya disertai foto kartu mahasiswanya. Ia pun langsung membalas dan meminta ponsel dan kartu mahasiswanya agar dikirim melalui pos internasional. Namun … ada kendala bahasa di sana.

Akhirnya, Noda memutuskan untuk pergi ke Jakarta guna mengambil ponsel dan kartu mahasiswanya yang sempat hilang. Noda dan Rochmat akhirnya bertemu untuk kali pertama di sebuah stasiun kereta api di Jakarta. Pertemuan itu terjadi pada 27 Juli 2016 lalu.

Sejak saat itu, keduanya bersahabat dan bahkan berfoto selfie dengan ponsel yang hilang tersebut.

Jalinan persahabatan keduanya terus berlanjut ketika Rochmat berkesempatan mengunjungi Tokyo pada bulan Agustus 2016 lalu dan Noda mengajaknya berkeliling kota. Tak sengaja pula, tas berisi suvenir yang dibawa Rochmat tertinggal di dalam kereta, namun akhirnya ditemukan dan dibawa ke pos barang tertinggal di stasiun terdekat.

Menurut data East Japan Railway Co. Kantor Cabang Yokohama, pada 2015 lalu JR menjual 120 gerbong KRL bekas seri 205 ke Indonesia dan ponsel Noda ditemukan di salah satu gerbong tersebut. Gerbong KRL yang ditumpangi Noda pada 5 Desember 2016—atau saat ponselnya hilang itu—dipersiapkan untuk dikirim ke Indonesia tepat keesokan harinya.

Persahabatan antara Noda dan Rochmat menjadi topik hangat di dunia maya. Noda bahkan menerima banyak permintaan pertemanan dari penggemar kereta api Indonesia pada akun Facebook miliknya. “Ponsel dan persahabatan baru ini sangat berharga bagi saya,” ujar Noda.

Perusahaan-perusahaan kereta api Jepang menjual kereta bekas ke negara-negara di seluruh dunia, menyusul rencana akan mengubah model ke kereta yang lebih baru.

Untuk informasi, sejak 2009 lalu, PT KCJ telah menerima 844 kereta bekas yang dioperasikan Nanbu Line, dengan atau tanpa kompensasi. Sementara itu, kereta bekas yang dulunya beroperasi di jalur kereta bawah tanah Tokyo Metro Marunouchi saat ini beroperasi sebagai kereta bawah tanah di Buenos Aires, Argentina.

Pemerintah Jepang memposisikan ekspor infrastruktur sebagai salah satu pilar strategi pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2014 silam, Jepang meraup sekira 19 triliun yen dari ekspor itu dan diprediksi bakal melesat hingga sekira 30 triliun yen pada tahun 2020.

Artikel Terkait